KOMPAS.com - Selama beberapa abad, orang-orang Eropa punya kebiasaan menandai seberapa tinggi air sungai selama musim kemarau. Mereka membuat garis dan mencantumkan tanggal pada batu-batu besar yang ada di sepanjang sungai Elbe yang membentang dari Republik Ceko sampai Jerman.
Ini adalah petunjuk sederhana bagi penduduk setempat untuk mengingatkan kapan pernah terjadi musim kering berkepanjangan yang berakibat pada kelaparan.
Berkaitan dengan tradisi itu, sepanjang tahun ini penduduk sekitar sungai Elbe sudah menemukan lusinan batu tua.
Baca juga: Habitatnya Kekeringan, Tikus di Midway Atoll Minum Darah Elang Laut
Menurut laporan Associated Press, Kamis (23/8/2018), batu-batu itu muncul bertepatan dengan kekeringan panjang yang tengah melanda Eropa saat ini.
Meski batu yang bermunculan berusia tua, pesan yang tertulis di atasnya tidak salah.
Seperti diwartakan kantor berita AFP via Live Science, Senin (27/8/2018), kekeringan yang melanda Eropa Utara saat ini tidah hanya menurunkan suhu dan membuat kebakaran hutan, tetapi juga mengancam produksi pangan.
Di Swedia, Jerman, dan Belanda, panen gandum diperkirakan menurun sampai 30 hingga 60 persen, tergantung wilayah. Inggris dan Perancis juga dapat terkena dampak signifikan.
"Peternak di Eropa Utara mungkin terpaksa harus menyembelih ternah mereka karena kurangnya pasokan makanan," menurut AFP.
Terkait fenomena ini, sejumlah studi telah menunjukkan bahwa perubahan iklim membawa pengaruh besar pada kekeringan di Eropa dan seluruh dunia.
Baca juga: Peralatan Batu dari China akan Ubah Kisah Asal Usul Manusia
Di masa lalu, nenek moyang orang Eropa tak hanya mencatat penanggalan dan tinggi air saat musim kemarau. Mereka juga memperingatkan betapa bahayanya kekeringan yang terjadi ratusan tahun silam.
Ukiran batu tertua tercatat dibuat tahun 1616 dan dianggap sebagai petunjuk hidrologi tertua di Eropa Tengah.
"Prasasti itu dipahat dengan menggunakan bahasa Jerman. Bunyinya, 'Ketika Anda melihat saya, menangislah'," tulis pemberitaan AP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.