KOMPAS.com - Albatros atau elang laut selama ini dikenal sebagai salah satu hewan yang menempati tempat cukup tinggi dalam rantai makanan.
Namun, siapa sangka hewan ini diserang oleh tikus rumah biasa. Hal ini diamati oleh para peneliti yang melihat dalam beberapa tahun terakhir, Albatros yang biasa bertelur di Midway Atoll, sebuah pulau karang di Samudra Pasifik menjadi korban serangan hewan yang tak diketahui.
Mulanya, melihat albatros yang berdarah dengan luka terbuka di kepala, leher, dan punggung, para ilmuwan menduga bahwa itu adalah serangan burung hantu. Hal ini pertama kali teramati pada 2015.
Luka ini disebut cukup mengerikan ini dikhawatirkan adalah ancaman terhadap koloni elang laut di tempat tersebut.
Baca juga: Benarkah Tikus Bisa Mandi seperti Manusia?
Setelah melihat jenis luka yang dimiliki beberapa elang laut, Beth Flint, ahli biologi margasatwa Badan Perlindungan Satwa Liar dan Ikan AS (USFWS) mengatakan bahwa luka tersebut tidak cocok dengan serangan burung hantu.
Bukan Burung Hantu
Bingung dengan penyebab luka para burung albatros tersebut, akhirnya para peneliti dan relawan memasang kamera pengintai. Hasilnya justru lebih mengerikan.
Tikus memanjat punggung burung yang sedang bersarang dan memakannya hidup-hidup.
Tikus rumahan sebenarnya bukan hewan asli wilayah tersebut. Mereka baru ditemukan di wilayah tersebut sekitar 75 tahun lalu.
Sebelumnya, tikus-tikus tak pernah menyerang. Matt Brown, seorang pengawas USFWS untuk wilayah tersebut juga menyebut bahwa tikus dan albatros sebelumnya hidup berdampingan dengan damai.
"Ini adalah sesuatu yang tidak pernah kami duga akan terjadi," ungkap Brown dikutip dari Washington Post, Selasa (27/03/2018).
Hanya sejak 2015, serangan ini telah menyebar dan menewaskan setidaknya 1.000 elang laut dewasa serta anakannya. Bagi yang hanya terluka, para albatros tersebut memilih meninggalkan sarangnya.
Alasannya...
Sayangnya, alasan dibalik serangan mendadak tikus-tikus ini belum bisa dikonfirmasi.
Namun, menurut Brad Keitt, direktur program lautan dan kepulauan di American Bird Conservancy, saat terjadi serangan pertama, wilayah pulau karang tersebut sedang menghadai kekeringan.
Baca juga: Mencengangkan, Peneliti Ungkap Kekuatan Super Tikus Mondok Telanjang