KOMPAS.com - Seorang pedagang batu permata di New York, AS, belum lama ini mengaku kemalingan. Beruntung, aksi kriminal itu bisa dibereskan sendiri tanpa pihak berwajib. Ia pun sempat mengabadikan aksi pencurian yang dilakukan maling terkecil di dunia.
Tak berlebihan jika pencuri ini disebut yang terkecil di dunia, sebab pelaku pencurian adalah semut hitam yang ukurannya tak lebih dari satu sentimeter.
Video yang diunggah pemilik toko ke Youtube pada 7 Agustus 2018 langsung viral dan menuai berbagai tanggapan.
Dalam video berdurasi 48 detik, terlihat jelas bagaimana semut nakal berjalan terburu-buru sambil menggigit permata. Batu mahal yang dicurinya memiliki ukuran sebesar badan semut. Ia nampak berputar di atas meja, kadang berlian ada di depannya dan kadang semut berputar arah agar bisa menyeret berlian.
Baca juga: Ilmuwan Temukan 1.000 Triliun Ton Berlian di Bawah Permukaan Bumi
"Semut mengambil berlian, sangat tak lumrah. Namun, serangga kecil ini giat mencari makan untuk dikumpulkan di sarang," kata Helen McCreery, seorang ahli dari Departemen Biologi Integratif di Michigan State University, dilansir Live Science, Selasa(21/8/2018).
McCreery menambahkan, barang yang dibawa semut memang sering kali berukuran lebih besar dan lebih berat dibanding tubuhnya.
"Saya pernah melihat semut yang beratnya 100 kali lipat lebih berat dari tubuh mereka. Pada dasarnya mereka sangat kuat," imbuhnya.
Saat semut membawa barang yang lebih berat dari dirinya, semut lebih sering untuk menyeret barang tersebut.
Dugaan McCreery
Selain mengambil makanan untuk dikonsumsi bersama koloninya, semut juga sering membawa material untuk memperkuat sarangnya.
Baca juga: Penjelasan Ilmiah dari Video Semut Memakamkan Lebah
Namun ia yakin semut itu tidak sengaja membawa permata untuk memperkuat sarangnya. Besar kemungkinan semut menduga permata yang dibawanya adalah makanan karena adanya zat pelapis di permukaan batu.
Sayangnya tidak jelas diketahui bagaimana akhir perjuangan semut membawa permata, sebab tiba-tiba rekaman terhenti selagi semut masih berjalan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.