Namun, teori kipas angin mampu mendinginkan tubuh juga masih menjadi perdebatan. Salah satunya dilakukan oleh ahli dari Cochrane Reviews.
Mereka melakukan penilaian dan mencoba mengambil kesimpulan tentang keberhasilan kipas angin dalam penanganan atau intervensi yang berbeda.
Dalam penelitian yang dilakukan pada 2012, mereka menguji kipas angin dari berbagai jenis secara acak.
Temuan mereka menunjukkan bahwa kipas angin dapat membantu mendinginkan, tapi jika suhunya sangat tinggi, justru keberadaan kipas angin dapat menghambat upaya pendinginan.
Secara umum, kipas angin dapat terasa dampaknya apabila suhu maksimal 35 derajat Celcius. Lebih tinggi dari suhu tersebut (beberapa penelitian mengatakan pada suhu lebih dari 37 celsius), kipas angin dapat menghembuskan udara panas sehingga memperburuk situasi dan meningkatkan dehidrasi.
Namun hingga percobaan terkontrol secara acak dilakukan, kita tetap tidak akan mengetahui secara pasti apa efek yang bisa disebabkan oleh keberadaan kipas angin.
Saat gelombang panas terjadi pada 1999 di Cincinnati, 17 orang meninggal dunia dan 10 di antaranya sedang menyalakan kipas angin saat ditemukan.
Sebab itu, masih diperlukan banyak data untuk hal ini. Tapi jika suhu lebih dari 37 derajat Celsius, sebaiknya jangan menyalakan kipas angin.
Baca juga: Gelombang Panas Eropa Bikin Nyamuk di Finlandia Lenyap, Kok Bisa?
3. Efek samping gelombang panas terjadi pada orang tua
Saat gelombang panas terjadi, jumlah pasien meningkat dan sebagian besar adalah orang tua.
Jika suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu tubuh kita, kita akan berkeringat untuk mendinginkan diri. Kita juga memancarkan panas dengan mengirimkan darah lebih banyak ke tangan dan kaki kita, karena itu tangan dan kaki kita dapat terasa sangat panas pada malam hari.
Kedua metode termoregulasi itu membuat jantung bekerja lebih banyak, inilah sebabnya orang tua kadang mengalami serangan jantung atau gagal jantung.
Dan tidak seperti dampak kesehatan akibat serangan udara dingin, serangan gelombang panas dapat terjadi secara cepat: sebagian besar kematian terjadi dalam 24 jam pertama pada saat gelombang panas terjadi.
Selain jantung bekerja lebih keras, masalah lain adalah orang tua lebih sulit mengatur suhu tubuh mereka atau mereka tidak menyadari bahwa suhu tubuh mereka terlalu panas, yang berarti mereka bisa dehidrasi lebih cepat ketimbang orang yang lebih muda.
Namun dalam kasus ini bukan berarti hanya lansia yang bisa terdampak. Bayi baru lahir dan orang dalam kondisi kesehatan yang buruk juga cenderung mengalami masalah sama.