Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna Menyedihkan di Balik Relief 3.800 Tahun di Peru yang Mirip Emoji

Kompas.com - 23/08/2018, 19:34 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com – Melihat foto relief dinding dari peradaban Caral di atas, Anda mungkin ingin tertawa. Namun, tahan dulu. Menurut para arkeolog yang menggalinya, simbol-simbol mirip emoji tersebut memiliki makna yang serius.

Para arkeolog dari Archeological Zone Caral (ZAC) menemukan dinding berukuran satu kali tiga meter tersebut di kompleks arkeologis Vichama, Lembah Supe, yang terletak sekitar 180 kilometer dari utara Lima, Peru.

Situs ini sudah ada sejak Periode Kuno Akhir Andes Tengah ketika peradaban Caral atau Norte Chico, peradaban tertua di Amerika, berkuasa. Pada puncaknya, sekitar 3.000 orang diperkirakan tinggal di komplek ini.

Baca juga: Mumi Misterius Mirip Alien Ditemukan di Peru, Ini Kata Ahli

Menurut arkeolog Ruth Shady Solis, ketua penggalian Vichama, dinding ini dulunya adalah bagian dari ruang depan sebuah gedung umum yang menghadap ladang pertanian Huara Valley. Gedung tersebut kemungkinan memiliki plaza melingkar yang menurun, dan mencakup area seluas 875 meter persegi.

Reliefnya menunjukkan empat kepala manusia dengan mata tertutup yang dikelilingi oleh dua ular. Pada pusatnya, ada juga kepala kelima non-manusia yang diduga menggambarkan simbol biji. Mulutnya terbuka, dan biji tampak seperti sedang masuk atau keluar dari tanah.

Archaeological Zone Caral Reliefnya menunjukkan empat kepala manusia dengan mata tertutup yang dikelilingi oleh dua ular. Pada pusatnya, ada juga kepala kelima non-manusia yang diduga menggambarkan simbol biji.

Setelah dihubungkan dengan relief-relief di sekitarnya yang menunjukkan manusia-manusia yang kurus, para arkeolog menduga bahwa relief ini mungkin menyimbolkan sebuah periode kekeringan dan kelaparan.

Baca juga: Sudah Ribuan Tahun, Deforestasi Peradaban Maya Masih Tinggalkan Dampak

Shady Solis mengatakan, relief-relief ini menyimbolkan fertilisasi bumi: ular menggambarkan dewa yang terhubung dengan air, yang masuk ke bumi dan membuat biji bertunas.

“Relief yang baru menguatkan pendekatan menangkap, dalam memori kolektif, kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat akibat perubahan iklim dan kelangkaan air yang memiliki efek serius terhadap produktifitas pertanian,” lanjutnya.

Pada akhirnya, masyarakat Caral meninggalkan area Vichama. Tidak banyak yang diketahui mengenai nasib mereka setelahnya, tetapi temuan baru ini menguatkan kisah-kisah kesulitan yang dihadapi oleh kota tertua di Dunia Baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau