Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2018, 21:05 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebelum keruntuhan yang terjadi lebih dari 1.000 tahun yang lalu, peradaban Maya di Mesoamerika adalah rumah bagi populasi terpadat dalam sejarah manusia.

Tetapi seiring perkembangannya, peradaban kuno di semenanjung Yucatan ini justru meninggalkan tanda perusakan lingkungan yang masih terlihat hingga kini.

Hal tersebut ditemukan dalam sebuah studi baru yang dilakukan Peter Douglas, ahli Geokimia, Geologi dan Paleoklimatologi, bersama dengan tim penelitinya.

Temuan Douglas menunjukkan bahwa penggundulan hutan yang dilakukan selama berabad-abad oleh bangsa Maya secara drastis telah mengubah kemampuan hutan hujan lokal untuk menyimpan karbon di tanah.

Bahkan sampai saat ini, cadangan karbon di kawasan itu belum terpulihkan.

Douglas menegaskan, ini adalah sebuah peringatan terhadap penebangan modern di daerah tropis yang terjadi saat ini.

Padahal, skala penebangan dilakukan sekarang lebih parah dari pada apa yang dilakukan bangsa Maya Kuno.

"Ketika Anda pergi ke Yucatan hari ini, sebagian besar terlihat seperti hutan hujan tua yang padat," ujar Douglas dikutip dari Science Alert, Rabu (22/08/2018).

"Tapi ketika Anda melihat pada penyimpanan karbon tanah, tampaknya ekosistem itu berubah secara fundamental dan tidak pernah kembali ke keadaan semula," imbuhnya

Tanah merupakan komponen utama dalam mitigasi perubahan iklim karena kemampuannya dalam menyimpan karbon dalam jumlah yang cukup besar.

Bahkan menurut penelitian lainnya, tanah mampu menyimpan karbon dua kali lebih besar dari yang bisa ditahan oleh atmosfer Bumi.

Baca juga: Ahli Temukan Kerangka Suku Maya Berusia 7.000 Tahun di Goa Meksiko

Namun, seberapa lama tanah dapat menyimpan karbon jika keadaan tumbuhan sudah tidak ada?

Hal ini lah yang menarik perhatian Douglas untuk meneliti apa yang terjadi pada karbon yang tersimpan dalam rentang waktu yang berabad-abad bahkan ribuan tahun.

Dengan menggunakan tiga inti sedimen dasar danau di dataran rendah Maya, Douglas dan timnya mengidentifikasi molekul spesifik dalam sampel, yang disebut lilin tanaman.

Lilin tanaman adalah zat yang melekat, menempel, dan tersimpan di tanah untuk waktu yang lama. Umur molekul-molekul dan fosil tumbuhan di sekitarnya yang kemudian ditentukan melalui metode penanggalan radiokarbon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com