KOMPAS.com – Sekelompok ilmuwan menemukan, gajah ternyata memiliki "gen zombie" yang membuat satwa besar itu kebal terhadap sel kanker.
Menurut catatan, sekitar 17 persen manusia di seluruh dunia meninggal karena penyakit kanker, namun kurang dari lima persen gajah mati karena penyakit ini. Padahal, gajah memiliki sel kanker 100 kali lebih banyak dari manusia.
Menurut temuan yang diinisiasi tim ahli dari University of Chicago dan University of Utah, gajah memiliki kemampuan untuk menghidupkan gen yang sudah mati untuk membunuh sel kanker.
Baca juga: Fosil Langka Leluhur Gajah dengan Empat Gading Ditemukan di Perancis
Dilansir Science Daily, Kamis (16/08/2018), manusia dan kebanyakan hewan mempunyai satu salinan P53, atau gen penekan tumor. Gen ini memungkinkan makhluk hidup untuk mengenali dan mematikan sel-sel rusak di dalam DNA yang dapat memicu kanker.
Jika manusia dan beberapa hewan lain hanya memiliki satu salinan dari protein 53, para peneliti menemukan gajah mempunyai 20 salinan P53.
Ini membuat sel mereka secara signifikan lebih sensitif terhadap DNA yang rusak dan lebih cepat untuk mematikan sel pemicu kanker.
Dalam laporan yang terbit di jurnal Cell Reports, Selasa (14/8/2018), tim ahli juga menemukan elemen lain yang disebut "Gen Zombie".
Ketika melakukan penelitian P53 pada gajah, Vincent Lynch asisten profesor genetika dari University of Chicago dan rekannya menemukan pseudogen atau gen mati yang bernama leukemia inhibitory factor 6 (LIF6).
Menariknya, meskipun gen ini sudah mati, entah bagaimana gen tersebut dapat berevolusi untuk berfungsi kembali.
LIF6 ini lah yang disebut sebagai "Gen Zombie" karena mampu bangkit dari kematiannya.
Fungsi LIF6 yang diaktifkan oleh P53, adalah untuk merespon DNA yang rusak dengan membunuh sel yang sakit. Gen LIF6 membuat protein yang berjalan, cukup cepat, ke mitokondria, sumber energi utama sel.
Kemudian LIF6 membuat lubang di mitokondria yang berfungsi serupa pembangkit listrik di dalam sel dan menyebabkan sel yang rusak itu mati.
"Makanya disebut zombie. Gen yang mati ini hidup kembali. Ketika ia dihidupkan oleh DNA yang rusak, kemudian membunuh sel itu, dengan cepat. Ini menguntungkan, karena sel ini berfungsi sebagai respons terhadap kesalahan genetika, kesalahan yang dibuat ketika DNA sedang diperbaiki. Menyingkirkan sel rusak itu dapat mencegah kanker berikutnya," kata Lynch.
Gajah memiliki delapan gen LIF, tetapi hanya LIF6 yang diketahui memiliki manfaat. Meskipun temuan ini baru diketahui, namun ini diasumsikan telah membantu gajah dan keluarga mereka bertahan hidup dalam waktu yang lama.
Baca juga: Dikejar dan Diusir Manusia, Gajah di India Stres
Ketika pandangan yang menyatakan semakin besar tubuh makhluk hidup berarti menyimpan sel yang lebih banyak dan dapat hidup lebih lama, namun juga memberi kesempatan lebih banyak bagi sel kanker untuk bermutasi, ini tidak terjadi pada gajah.
Gajah adalah contoh nyata, pada tahun 2015, peneliti mengestimasi tingkat kematian gajah yang disebabkan oleh kanker hanya sebesar 5 persen, dibandingkan dengan manusia yang mencapai 11 hingga 25 persen kematian karena kanker.
Melalui penelitian ini cukup jelas bahwa ada implikasi untuk mengobati kanker pada manusia di masa yang akan datang, tetapi Lynch menerangkan, terlalu dini untuk mengklaim bahwa kita suatu hari nanti akan dapat juga melahirkan sel anti-kanker sama seperti yang dilakukan gajah
“Gajah juga bukan satu-satunya harapan kami. Banyak hewan lain, termasuk paus dan tikus tanah, yang nampaknya juga rentan terkena kanker, semuanya tanpa bantuan LIF6,” tutup Lynch.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.