Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

79 Tahun Tersimpan di Museum, Telur Burung Gajah Ini Ternyata Asli

Kompas.com - 26/04/2018, 19:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Di masa lalu, burung gajah pernah hidup di Madagaskar, Afrika, sampai abad ke-17. Secara fisik, burung gajah mirip burung unta namun dengan ukuran yang jauh lebih besar.

Hewan ini disebut-sebut sebagai spesies terbesar dengan lebar tiga meter dan berat mencapai 500 kilogram.

Mengingat ukurannya yang sangat besar, peneliti mencatat volume telurnya setara dengan 150 telur ayam. Ini adalah telur terbesar yang pernah dicatat sejarah.

Berkaitan dengan telur burung gajah, belum lama ini peneliti mengumumkan telah menemukan salah satu telur burung gajah asli di Buffalo Museum of Science, New York, Amerika.

Baca juga : Begini Ternyata Bentuk Telur Hiu

Kurator museum tersebut menemukan telur raksasa dengan berat 1,4 kilogram dan tinggi 30 sentimeter di dalam lemari museum.

Awalnya telur ini diberi label replika telur burung gajah. Namun, setelah diteliti kembali mereka mengatakan telur tersebut asli.

Saat manajer koleksi zoologi museum Paige Langle, melihat telur raksasa yang diberi label replika, ia justru merasa bahwa telur itu adalah telur burung gajah asli.

"Saat saya mengamati permukaan kulit dan menimbang berat telur itu, saya yakin ini asli," kata Langle kepada Smithsonian.com dilansir The Independent, Rabu (25/4/2018).

Setelah menelusuri koleksinya, kecurigaan Langle semakin besar saat ia menemukan telur replika yang sebenarnya dan menemukan sebuah catatan yang menunjukkan museum tersebut memang membeli telur burung gajah asli pada 1939.

Untuk membuktikannya, para kurator mengirim telur ini ke para ilmuwan yang ada di State University College, Buffalo.

Baca juga : Astronom: Bau Planet Uranus Seperti Telur Busuk

Lewat penelitian radiografi spesimen, peneliti menegaskan telur itu benar-benar asli.

Setelah berhasil menetapkan keasliannya, kurator museum berencana untuk memajang telur ini di museum untuk pertama kalinya sejak 1950-an.

Menurut penelitian, burung gajah di Madagaskar punah karena perburuan manusia dan perubahan iklim di Madagaskar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau