KOMPAS.com - Sekelompok ilmuwan Kanada berhasil menciptakan alat yang bisa memproduksi magnesit dengan cepat. Magnesit merupakan mineral yang berfungsi menyerap dan menyimpan karbon dioksida.
Temuan ini terbilang penting. Pasalnya, karbon dioksida merupakan salah satu pemicu pemanasan global.
Bila para ahli dapat memproduksi alat ini dalam jumlah besar, mungkin kita memiliki senjata baru untuk melawan dan memperlambat efek pemanasan global.
Dalam presentasi yang dilakukan di konferensi Goldschmidt di Boston, Selasa (14/8/2018), untuk mempercepat proses pembentukan magnesit, ahli menggunakan polistirena berbentuk bola-bola kecil.
Baca juga: Inggris Kekurangan Pasokan Karbon Dioksida, Apa Artinya?
Dengan cara ini, proses pembentukan magnesit yang awalnya memerlukan waktu ratusan hingga ribuan tahun, bisa terselesaikan dalam waktu kurang dari tiga bulan, tepatnya 72 hari.
Para ahli dari Trent University di Ontario, Kanada menjelaskan, mereka awalnya menganalisis bagaimana mineral penyimpanan karbon dioksida yang disebut magnesit terbentuk di alam.
Setelah itu, barulah mereka mencari cara untuk mempercepat proses pembentukannya di laboratoriun.
"Proyek yang kami kerjakan menunjukkan dua hal. Pertama, pembentukan magnesit secara alami membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun. Kedua, kami berhasil mengambil jalan pintas untuk memangkas proses ini menjadi sangat singkat," kata pemimpin proyek Ian Power dari Trent University, Ontario, Kanada, dilansir Physorg, Selasa (14/8/2018).
Mereka menggunakan mikrosfer polistirena sebagai katalis agar bisa menciptakan magnesit dalam 72 hari.
Selain mengandalkan mikrosfer polistirena, mereka juga membutuhkan unsur pembentuk magnesit (MgCO3) dan teknologi sekuestrasi untuk mewujudkannya.
Untuk diketahui, gas karbon dioksida berperan seperti rumah kaca yang menangkap panas di dalam atmosfer dan membuat planet kita menghangat. Bila gas CO2 terlalu banyak, maka suhu akan semakin meningkat.
Dengan menyedot gas CO2, para ahli berpendapat mereka dapat memperlambat pemanasan global.
Proyek ini terhitung masih awal. Meski begitu, tim percaya suatu hari nanti temuan mereka dapat digunakan untuk meningkatkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida.
Baca juga: Hewan Pertama di Bumi Ikut Bertanggung Jawab pada Pemanasan Global
Sementara itu, Profesor Peter Kelemen dari Universitas Columbia mengacungi jempol untuk temuan ini.
"Potensi untuk mempercepat proses magnesit sangat penting. Temuan ini menawarkan rute singkat dan relatif murah untuk penyimpanan karbon, dan mungkin suatu saat nanti bisa menghapus karbon dioksida di udara," kata Kelemen dalam sebuah pernyataan,
Belum lama ini para ahli juga memperingatkan Bumi lambat laun bisa berubah menjadi rumah kaca. Karena dampak dari penggundulan hutan dan mencairnya kutub, suhu bumi meningkat 7 sampai 9 derajat Fahrenheit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.