Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Kekurangan Pasokan Karbon Dioksida, Apa Artinya?

Kompas.com - 26/06/2018, 13:04 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Inggris baru-baru ini melaporkan kemungkinan kekurangan karbon dioksida (CO2). Hal ini menyebabkan kekhawatiran akan adanya gangguan terhadap persediaan makanan dan minuman bersoda.

Para produsen bir, minuman bersoda, dan daging memperingatkan hal ini. Dewan Peternak Unggas Inggris, British Poultry Council (BPC) juga telah meminta pemerintah Inggris dan produsen gas agar memberi mereka prioritas untuk menjaga rantai makanan tetap bergerak.

Tak hanya itu, dalam jurnal perdagangan Gas World menyebut bahwa kekurangan pasokan itu sebagai "situasi pasokan terburuk untuk melemahkan bisnis karbon dioksida Eropa dalam beberapa dekade".

Masalah yang Mungkin Terjadi

Dirangkum dari New Scientist, Jumat (22/06/2018), karbon dioksida sudah banyak diketaui digunakan dalam minuman bersoda atau bir. Tapi, ternyata gas ini juga berguna bagi produsen makanan.

Karbon dioksida digunakan dalam proses penyembelihan babi dan unggas. Selain itu, gas ini juga digunakan untuk mengawetkan produk makanan segar selama penyimpanan.

Artinya, gas ini digunakan untuk mengemas daging dan sayuran segar.

Padahal, setidaknya lima produsen kerbon dioksida food grade di Eropa utara yang berhenti produksi.

Beberapa peternakan unggas Inggris kemungkinan ditutup karena kekurangan pasokan gas ini.

"Ada beberapa rumah jagal yang hanya memiliki dua hari persediaan tersisa dan yang lain memiliki persediaan untuk beberapa minggu saja. Produksi akan melambat," ungkap Richard Griffith, Ketia BPC dikutip dari Standard.co.uk, Jumat (22/06/2018).

Baca juga: Emisi Karbon Dioksida Terus Meningkat Sejak Era Industri

Terjadi Sekarang

Fenomena ini juga menimbulkan pertanyaan, mengapa baru sekarang terjadi?

Sebagai informasi, permintaan untuk bir dan meniuman bersoda di Inggris memuncak ketika musim panas berlangsung. Selain itu, ketika perhelatan seperti Piala Dunia, permintaan tersebut juga bertambah.

Namun, dalam kasus ini, konsumsi yang sedang memuncak juga terjadi ketika produsen CO2 menutup bisnisnya saat musim panas karena permintaan puncak di musim dingin juga tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau