Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli: Solusi Masalah Gizi Buruk Ada pada Bakteri Baik di Usus

Kompas.com - 15/08/2018, 17:37 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

"Anak-anak yang kurang gizi seringkali hidup di lingkungan yang terpapar patogen dalam jumlah besar," tuturnya. "Saat terjadi penambahan paparan patogen ini dan kemampuan untuk menangkal berkurang, maka akan terjadi kerusakan kronis di usus yang mengganggu fungsinya".

Saat kekurangan gizi semakin parah, dampaknya adalah stunting dan defisit kognitif. Tubuh juga kehilangan mikroba yang diperlukan untuk mencerna makanan.

Jelas sekali bagaimana kurangnya mikrobiota usus dapat berkontribusi pada efek jangka panjang malnutrisi.

Baca juga: Sebanyak 5,4 Juta Balita Berstatus Gizi Buruk

Gordon banyak melakukan riset di Dhaka, Bangladesh, dan Malawi.

Dalam risetnya, ia mengambil sampel feses anak-anak yang mengalami kekurangan gizi akut setiap bulannya.

Dengan menggunakan algoritma canggih untuk mengurutkan materi genetik dalam sampel, tim periset mengidentifikasi 24 spesies kunci yang tampaknya terkait dengan pertumbuhan yang sehat dan membandingkan kelimpahan mereka dalam dua kelompok.

Benar saja, mereka menemukan bahwa mikrobiota anak-anak yang sehat berkembang dari waktu ke waktu, sementara mikrobiota anak-anak yang kurang gizi kemampuan untuk menyerap nutrisi yang dibutuhkan pada masa pertumbuhan berkurang.

Makanan terapeutik standar pun gagal memperbaiki keseimbangan dalam jangka panjang sehingga anak-anak terus mengalami masalah perkembangan yang memengaruhi organ mikrobial mereka.

Untuk membuktikan konsekuensi jangka panjang, Gordon menciptakan sekelompok tikus "gnotobiotic", yaitu tikus yang dibesarkan dalam kondisi sangat steril sehingga tubuh mereka kekurangan mikrobiota.

Pada wadah kosong ini, ia menanamkan mikrobiota usus anak-anak yang pernah maupun tidak pernah menunjukkan gejala kekurangan gizi, misalnya stunting.

Ini memungkinkan para peneliti untuk menentukan efek dari keragaman mikroba pada pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang tikus sambil mengontrol semua faktor lainnya.

Dalam makalah penelitian pertama yang menggunakan teknik ini, mahasiswa pasca-doktoral bimbingan Gordon, Laura Blanton, menunjukkan, tikus yang menerima sampel dari anak-anak kurang gizi mengalami pertumbuhan yang terhambat dibandingkan tikus yang menerima sampel dari anak-anak yang lebih sehat.

Ini mendukung gagasan bahwa mikrobiota yang tidak seimbang dapat menyebabkan masalah perkembangan jangka panjang.

Baca juga: Gigi Palsu Ternyata Bisa Bikin Kita Kurang Gizi, Kok Bisa?

Tim Gordon baru-baru ini menemukan hasil serupa dengan menggunakan babi gnotobiotik, hewan dengan biologi yang jauh lebih mirip dengan manusia. Lagi-lagi, kondisi mikroba usus para babi memprediksi prospek jangka panjang mereka.

Temuan ini telah mendapatkan pengakuan luas, dan membantu Gordon mendapatkan Medali Copley yang bergengsi dari Royal Society pada awal tahun ini—hadiah yang sebelumnya diberikan kepada orang-orang seperti Dorothy Hodgkin, yang menjelaskan struktur hormon insulin, dan Albert Einstein.

Tim Gordon telah mencari kemungkinan perawatan untuk memperbaiki ketidakseimbangan mikrobiota anak dan memulihkan pertumbuhan yang sehat sebelum terlambat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau