Dengan cara ini diharapkan para ilmuwan bisa menangkal bahaya asteroid yang menabrak Bumi.
Bulan-bulan mini tersebut diperkirakan hanya melakukan satu revolusi (mengelilingi) Bumi sebelum akhirnya tertarik pada gravitasi planet lain.
Sayangnya, hingga kini para peneliti belum bisa mendeteksi mereka secara efisien. Alasannya adalah ukurannya yang begitu kecil, redul, dan bergerak cepat.
Sejauh ini, asteroid yang terkonfirmasi sebagai bulan mini adalah 2006 RH120. Meski begitu, beberapa bukti menunjukkan ada bulan mini lainnya.
"Ada juga kemungkinan bias psikologis terhadap penemuan sisa asteroid lainnya," tulis para peneliti dalam laporannya.
"Karena Bumi 'terkenal' tidak memiliki satelit alami lainnya, obyek geosentris apapun akan bersifat artifisial bahkan jika ia diidentifikasi pada orbit jauh yang tidak biasa," sambungnya.
Baca juga: Bisakah Manusia Hidup di Asteroid?
Beberapa ahli meyakini keberadaan bulan mini ini sebagai sesuatu yang mustahil. Itu karena survei asteroid yang ada belum bisa mengidentifikasi obyek geosentris alami selama bertahun-tahun.
Meski begitu, Survei Teleskop Sinoptik Besar (LSST) yang akan beroperasi dalam beberapa tahun mendatang, dapat mengubah segalanya, menurut para peneliti.
Berkat cermin raksasa dan kamera bidangnya yang luas, teleskop akan menjadi instrumen ideal untuk menemukan asteroid kecil yang bergerak cepat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.