KOMPAS.com - Para ilmuwan mengklaim telah menemukan fosil spesies baru, mammoth kerdil berambut emas Siberia. Temuan ini bisa menjadi bukti bahwa ada lebih dari satu spesies mammoth berkeliaran di zaman es.
Menurut Dr Albert Protopopov, kepala departemen untuk studi fauna mammoth di Akademi Ilmu Pengetahuan Republik Sakha (Yakutia), sisa-sisa rambut pada fosil mammoth yang baru ditemukan berbeda dari mammoth lainnya.
"Rambutnya terlihat keemasan saat dilihat di bawah Matahari," kata Albert kepada The Siberian Times, dilansir IFL Science, Senin (13/8/2018).
Dari rambut khasnya inilah, mammoth tersebut dijuluki "mammoth emas" oleh para ahli.
Baca juga: Jejak Kaki 43.000 Tahun Ungkap Cerita Satu Kawanan Mammoth
Fosil mammoth dewasa itu diprediksi berusia 50.000 tahun. Hingga kini, ia masih terjebak di bawah lautan permafost (lapisan es yang membeku di bawah tanah daerah kutub) dan hanya bisa terlihat ketika air surut.
Lokasi mammoth tepatnya ada di pulau yang susah diakses, antara Laut Laptev dan Laut Siberia Timur.
Untuk itu, para ahli sedang membuat rencana untuk bisa menggali dan mengangkat makhluk tersebut di musim panas 2019 nanti.
Meski belum dapat diamati sepenuhnya, para ahli sudah berhasil memprediksi beberapa hal tentang spesies mammoth baru ini.
Salah satu yang paling khas adalah warna rambutnya yang keemasan. "Tapi kami belum tahu apakah ini adalah anomali atau memang sesuatu yang sangat khas untuk mammoth di daerah ini," imbuh Albert.
Selain warna rambut yang khas, Albert juga mengungkap mammoth ini memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sepupunya. Tinggi mammoth emas hanya sekitar dua meter.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.