Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Spesies Baru Ular Berbisa di Australia

Kompas.com - 19/07/2018, 21:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Ilmuwan Australia belum lama ini menemukan spesies baru dari kelompok ular berbisa. Sayangnya, seperti kebanyakan spesies baru yang ditemukan ular berbisa satu ini juga terancam punah karena habitatnya yang semakin menipis.

Ular panjang berwarna hitam dengan cincin-cincin putih di sekujur tubuhnya itu tidak sengaja ditemukan Dr Bryan Fry dari University of Queensland dan koleganya. Saat pertama kali ditemukan, ular itu bersembunyi di blok beton dekat tambang bauksit di tepi laut.

"Kami melihat ular itu merayap keluar dari tumpukan bauksit yang akan diangkut ke kapal," ujar Bryan dalam sebuah pernyataan dilansir IFL Science, Senin (16/7/2018).

Baca juga: Tunggu 20 Tahun, Kura-kura Meksiko Ini Ditetapkan Sebagai Spesies Baru

Menurut Bryan, ular yang dilihatnya itu tidak nampak seperti umumnya ular cincin, Vermicella annulata, yang endemik di sepanjang pantai timur Australia dan juga sangat berbisa. Ular ini justru dua sampai tiga kali lebih mirip spesies ular cincin dari Australia Barat dan utara.

Studi genetik yang dilakukan Chantelle Derez menegaskan bahwa ular yang ditemukan Bryan adalah spesies baru dan berhubungan erat dengan ular yang berasal dari wilayah geografis yang jauh.

Dalam makalah yang diterbitkan jurnal Zootaxa, ular itu diberi nama ilmiah Vermicella parscauda.

Dalam berburu mangsa, V. parscauda yang buta lebih mengandalkan indra penciuman untuk menemukan larva serangga.

"Racunnya sangat ampuh melumpuhkan lawan dan dapat menyisakan rasa sakit di sekitar lokasi gigitan. Jika ini terjadi pada manusia, mungkin korban akan mengalami kecacatan," ujar Bryan.

Baca juga: Kenapa Ular dan Katak Panah Tidak Mati karena Racunnya Sendiri?

Meski demikian, Bryan mengatakan masa depan V. parscauda perlu dikhawatirkan. Pria yang fokus mempelajari racun itu menyebut racun ular telah menjadi sumber obat di masa lalu dan dipercaya dapat menangani penyakit berbahaya seperti menurunkan tekanan darah, menyembuhkan stroke, dan juga mengatasi diabetes.

Namun, Bryan juga memprediksi V. parscauda terancam punah karena habitatnya sudah berubah menjadi tambang bauksit.

Hingga saat ini, ia telah menemukan lima spesimen V. parscauda. Sayang, tiga di antaranya mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com