Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Temukan Meteorit Bertabur Kristal yang Lebih Tua dari Bumi

Kompas.com - 07/08/2018, 12:25 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Para ahli menemukan batu luar angkasa seukuran bola bisbol yang bertabur kristal berwarna hijau. Meteorit seperti ini belum pernah ditemukan sebelumnya dan menjadi kunci untuk membuka teka teki pembentukan tata surya.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Nature Communications, Kamis (2/8/2018), meteorit ini diprediksi berusia sekitar 4,6 miliar tahun dan menjadi meteroit beku tertua yang pernah ditemukan.

Ini artinya, usia meteorit hijau itu jauh lebih tua dari pembentukan tata surya kita. Menurut catatan, tata surya terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, saat terjadi ledakan dahsyat supernova yang memnyebabkan awan debu dan gas kosmik raksasa bersatu.

Dengan usia meteorit hijau yang lebih tua, ahli yakin dapat mengungkap sesuatu yang baru dari rahasia pembentukan tata surya.

Baca juga: Meteorit Kuno yang Ditemukan di Sahara Ungkap Sejarah Planet Mars

Batuan ini dinamai Northwest Africa (NWA) 11119, dan diperoleh dari dealer meteorit di Afrika pada 2016.

Dealer itu kemudian mengirimkan NWA 11119 ke Carl Agee, seorang ahli geologi planet dan kurator meteorit dari Universitas New Mexico.

Awalnya, Agee tidak yakin apakah batuan itu memang meteorit dan berasal dari luar angkasa. Untuk memastikannya, ia meminta mahasiswanya Poorna Srinivasan untuk menganalisis benda tersebut.

"Awalnya kami berdua tidak yakin bahwa ini adalah meteorit, kami pikir (batuan) ini berasal dari Bumi," kata Srinivasan kepada Live Science, dilansir Senin (6/8/2018).

"Tapi setelah pemeriksaan lebih detail, kami akhirnya yakin (batuan) ini bukan dari Bumi. Walau mirip batuan vulkanik, komposisi kimianya memastikan benda ini berasal dari luar angkasa. Lebih dari itu, meteorit ini punya keistimewaan," imbuhnya.

Srinivasan menjelaskan, NWA 11119 adalah meteorit beku yang terbentuk oleh pendinginan dan pemadatan magma atau lava.

NWA 11119 memiliki kandungan kristal silika yang disebut tridymite, sekitar 30 persen.

"Jumlah tridmyte itu mirip seperti yang ditemukan pada batuan vulkanik dari Bumi. Namun hal ini tidak pernah ditemukan ada pada meteorit," imbuhnya.

Secara keseluruhan, komposisi NWA 11119 sangat mirip dengan material yang membentuk kerak bumi atau lapisan luar yang membentung cangkang bumi.

Itu sebabnya para ahli menduga NWA 11119 adalah pecahan dari sebuah asteroid yang memiliki kemiripan dengan kerak bumi.

Baca juga: Penuh dengan Berlian, Meteorit Ini Ungkap Rahasia Asal Mula Tata Surya

"Analisis kimia tambahan mengungkap, NWA 11119 sangat mirip dengan dua meteorit NWA 7235 dan Almahata Sitta. Ini menunjukkan, ketiga meteorit itu mungkin berasal dari tubuh induk yang sama," papar Srinivasan.

"Masih banyak hal tentang pembentukan bumi yang belum diketahui. Namun, temuan ini dapat membantu ahli memahami seperti apa versi sebelumnya bumi. Masih banyak yang harus dipelajari tentang bagaimana pembentukan kerak bumi," tutupnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau