Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses Berantas DBD di Australia, Yogyakarta Jadi Target Selanjutnya

Kompas.com - 02/08/2018, 11:46 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

Di Yogyakarta

Laman World Mosquito Program menyebut upaya menyebarkan nyamuk-nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta telah berlangsung sejak Januari 2014.

Hal ini dilakukan melalui program penelitian yang dipimpin Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan didanai oleh Yayasan Tahija.

Salah satu peneliti program tersebut, Adi Untarini, mengatakan Wolbachia merupakan bakteri yang diketahui dapat menekan replikasi virus dengue karena mampu berkompetisi dengan virus saat merebut makanan di sel tubuh nyamuk Aedes aegypti.

Dengan demikian, nyamuk penyebab demam berdarah sudah tidak lagi membawa virus dengue.

Secara terpisah, ahli serangga dalam program tersebut, Warsito Tantowijoyo, mengatakan masih perlu waktu dan proses untuk mengetahui efektivitas penyebaran nyamuk-nyamuk ber-Wolbachia.

Menurutnya, pengambilan kesimpulan mungkin pada 2019 mendatang.

Sebagaimana dikutip di laman UGM, kasus DBD di Kota Yogyakarta sepanjang 2017 mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Baca juga: Kisruh Vaksin DBD Dengvaxia, BPOM Beri Penjelasan

Hingga Oktober 2017, terdapat 383 kasus dengan dua pasien yang meninggal dunia.

"Menurunnya jumlah kasus tersebut kemungkinan besar dipengaruhi adanya program penyebaran nyamuk ber-Wolbachia yang disebar di 12 wilayah di kota Yogyakarta sejak pertengahan tahun lalu. Penyebaran nyamuk ber-Wolbachia masih berlangsung hingga akhir tahun 2019 ini," sebut laman UGM.

Meski begitu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia, belum berani menyimpulkan penurunan jumlah kasus DBD tersebut berkat program pelepasan nyamuk-nyamuk ber-Wolbachia oleh UGM.

Menurutnya, penurunan kasus DBD juga dipengaruhi faktor cuaca yaitu curah hujan yang turun tahun ini tidak begitu merata sepanjang musim.

"Kami belum bisa menyimpulkan apakah ini hasil dari EDP, apalagi penelitian ini masih berlangsung. Kalau kita lihat hujan yang turun tahun ini tidak merata seperti tahun-tahun sebelumnya, saya kira bisa menjadi faktor menurunnya kasus DBD," kata Yudiria Amelia kepada wartawan di kampus UGM.

Pada Januari hingga mei 2018, kasus DBD di Kota Yogyakarta mencapai 40 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com