"Saya pikir kami punya sesuatu yang akan berdampak signifikan dan saya pikir studi ini adalah indikasi pertama bahwa hasilnya tampak sangat menjanjikan," imbuh O'Neill.
Selama empat musim hujan, para peneliti dari Universitas Monash melepaskan nyamuk-nyamuk berbakteri Wolbachia di area sekitar kota seluas 66 kilometer persegi.
Baca juga: DBD Dapat Ditekan Lewat Perilaku Seks Nyamuk, Kok Bisa?
Masyarakat kota beriklim tropis itu mendukung sepenuhnya upaya tersebut. Bahkan, para pelajar turut menyebar nyamuk-nyamuk tersebut.
World Mosquito Program menyebut Townsville adalah kesuksesan pertama program tersebut.
"Dengan biaya sekitar Rp217.000 per orang, uji coba Townsville menunjukkan bahwa pendekatan ini bisa dilaksanakan secara cepat, efisien, dan terjangkau untuk membantu masyarakat terlindungi dari penyakit yang dibawa nyamuk," kata O'Neill.
Di Yogyakarta
Laman World Mosquito Program menyebut upaya menyebarkan nyamuk-nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta telah berlangsung sejak Januari 2014.
Hal ini dilakukan melalui program penelitian yang dipimpin Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan didanai oleh Yayasan Tahija.
Salah satu peneliti program tersebut, Adi Untarini, mengatakan Wolbachia merupakan bakteri yang diketahui dapat menekan replikasi virus dengue karena mampu berkompetisi dengan virus saat merebut makanan di sel tubuh nyamuk Aedes aegypti.
Dengan demikian, nyamuk penyebab demam berdarah sudah tidak lagi membawa virus dengue.
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.