KOMPAS.com - Setelah sukses memberantas demam berdarah di sebuah kota di Australia, sebuah lembaga nirlaba menjadikan Yogyakarta sebagai target selanjutnya.
Alasan lembaga World Mosquito Program memilih Yogyakarta sebagai target lanjutan tidak lepas dari fakta bahwa jumlah kasus demam berdarah (DBD) di sana cukup tinggi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, pada 2016, jumlah pasien yang dirawat karena DBD mencapai 1.076 orang dan 13 di antara mereka meninggal dunia.
Setahun sebelumnya, terdapat 945 pasien DBD dengan 11 kasus kematian.
Tren kasus DBD di Yogyakarta inilah yang hendak diputus oleh World Mosquito Program.
Sebelumnya, lembaga ini telah berhasil memberantas DBD di Townsville, kota berpenduduk 187.000 orang di Australia.
Pakai Bakteri
Cara yang digunakan adalah menyebar nyamuk yang telah dijangkiti dengan bakteri Wolbachia. Bakteri tersebut membuat nyamuk-nyamuk Aedes aegypti di kawasan itu tak lagi membawa virus dengue.
Alhasil, Townsville telah bebas dari DBD sejak 2014.
"Sebelumnya kami tidak punya apapun untuk memperlambat penyakit ini, semakin lama justru semakin buruk," kata Scott O'Neill, direktur World Mosquito Program, sebagaimana dikutip harian the Guardian.
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.