Pengembangan lanjutan dari teleskop pemantul mengarah pada penciptaan model yang sangat besar pada pertengahan 1800-an.
Teleskop lanjutan ini memiliki hasil pembesaran yang lebih besar dan peningkatan resolusi gambar.
Selanjutnya, teleskop pembiasan (menggunakan lensa) tersebesar pertama dibuat pada 1897 untuk Observatorium Yerkes di Williams Bay, Wisconsin. Teleskop raksasa ini menggunakan lensa kaca sekitar satu meter.
Sayangnya, lensa tersebut segera menjadi usang.
Setelah itu, teleskop pemantul besar pertama dibuat pada 1917 untuk Observatorium Mount Wilson, Pasadena. Teleskop ini dinamai Hooker dengan ukuran 2,5 meter.
Dari sana, astronom Edwin Hubble menemukan bahwa Nebula Andromeda merupakan galaksi yang jauh. Jaraknya sekitar 2,5 tahun cahaya dari Bima Sakti.
Baca juga: Ilmuwan India Temukan Cara Lihat Lubang Cacing dengan Teleskop
Observatorium
Pada 1970-an, Badan Antariksa Eropa (ESA) dan Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional AS (NASA) mulai bekerja sama untuk merancang dan membangun apa yang akan menjadi Teleskop Angkasa Hubble.
Sejak tahun 1980-an, teleskop yang menggunakan optik adaptif menjadi lebih populer. Jenis teleskop ini memungkinkan kita melihat gambar beberapa kali, merasakan variasi yang disebabkan oleh cahaya atau gerakan.
Kepopuleran teleskop ini juga karena penggunaan komputer. Komputer memproses gambar-gambar dari teleskop, dan memindahkan cermin yang sesuai dalam teleskop untuk memungkinkan pengambilan tampilan optimal.
Hingga saat ini, teknologi teleskop terus berkembang. Apalagi kebutuhan terhadap ilmu astronomi terus berkembang seiring pencarian "rumah" baru di planet lain bagi manusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.