Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggur di California Terpapar Partikel Radioaktif Fukushima, Kok Bisa?

Kompas.com - 25/07/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan jika makanan atau minuman Anda terpapar oleh partikel radioaktif? Inilah yang terjadi pada wine atau anggur di California.

Anggur tersbeut terpapar oleh radiasi yang terjadi saat kecelakaan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima pada 2011.

Partikel Radioaktif Meningkat

Meski telah berselang tujuh tahun, jejak-jejak bencana itu masih ditemukan di belahan dunia lain.

Hasil ini ditemukan oleh sekelompok fisikawan nuklir Perancis yag menguji 18 botol rosé California dan cabernet sauvignon yang diproduksi pada tahun 2009 dan seterusnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam arXiv.org ini menunjukkan, anggur yang dibuat setelah bencana tersebut mempunyai tingkat partikel radioaktif yang lebih tinggi.

Cabernet sauvignon, misalnya, memiliki angka partikel radioaktif dua kali lipat jumlahnya.

Dirangkum dari Live Science, Senin (23/07/2018), untuk mendapat temuan ini, para peneliti menggunakan dua metode untuk mencari jejak isotop radioaktif yang disebut cesium-137.

Metode pertama bisa mendeteksi partikel radioaktif melalui botol anggur. Artinya, para peneliti tidak perlu merusak atau membuka minuman ini.

Sedangkan metode kedua, digunakan untuk mendeteksi lebih akurat. Mereka menguji anggur tersebut melalui pemanasan dan membuatnya "menjadi abu".

Mereka kemudian menguji kadar cesium-137 pada abu tersebut.

Baca juga: Awan Radioaktif Selimuti Eropa, Adakah Hubungannya dengan Rusia?

Terbang Jauh

Salah satu hal yang jadi pertanyaan dalam temuan ini adalah bagaimana partikel radioaktif itu bisa melintasi setengah Bumi. Apalagi jarak Fukushima dan Calfornia sekitar 8.047 kilometer.

Namun, pertanyaan itu terjawab dari ide awal penelitian ini.

"Insiden Fukushima menghasilkan awan radioaktif yang telah menyeberangi Samudra Pasifik untuk mencapai pantai barat Amerika Serikat. Dan di California Utara, ada Lembah Napa," tulis para peneliti dikutip dari Newsweek, Selasa (24/07/2018).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com