Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggur di California Terpapar Partikel Radioaktif Fukushima, Kok Bisa?

Kompas.com - 25/07/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

"Idenya adalah untuk melihat apakah, seperti halnya di Eropa setelah kecelakaan Chernobyl, kita bisa mendeteksi variasi dalam tingkat caesium-137 di anggur ini (di California)," sambung mereka.

Batas Aman

Meski jumlah partikel radioaktif yang ditemukan dalam anggur-anggur tersebut meningkat, tapi masih dalam batas aman.

Artinya, kadar cesium-137 dalam minuman tersebut terlalu erndah untuk berbahaya bagi manusia.

"Tidak ada masalah kesehatan dan keselamatan bagi penduduk California," kata Departemen Kesehatan Publik California dikutip dari New York Times, Jumat (20/07/2018).

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada 2011 setelah kecelakaan terjadi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menghilangkan kekhawatiran orang yang tinggal di luar Jepang mengenai kontaminasi produk makanan dan minuman.

Baca juga: Studi: Terapi Radioaktif Musnahkan Virus HIV

"Tingkat radiasi yang diukur hingga saat ini di negara-negara lain jauh di bawah tingkat radiasi latar belakang yang kebanyakan orang terkena dalam keadaan sehari-hari dan tidak menghadirkan kesehatan atau bahaya keselamatan transportasi," kata WHO.

"Sejumlah kecil cesium dan iodin radioaktif mungkin ditemukan menggunakan metode deteksi yang sangat sensitif, tetapi ini tidak mempengaruhi makanan yang diproduksi di negara lain, karena jumlah paparannya jauh di bawah tingkat batas aman dan tidak akan menimbulkan masalah kesehatan bagi mereka yang memakan makanan," tambah pernyataan itu.

Orang yang terpapar dosis tinggi caesium-137 dapat mengalami luka bakar kulit, terutama jika isotop tersebut bersentuhan dengan kulit.

Paparan partikel ini (dalam dosis tinggi) juga bisa menyebabkan tumor ganas, yang dapat menghasilkan harapan hidup yang lebih rendah, menurut Environmental Protection Agency.

Hebatnya, tidak ada kematian akibat penyakit radiasi akut sebagai akibat dari kecelakaan Fukushima, menurut Asosiasi Nuklir Dunia.

Itu karena tingkat kontaminasi di luar lokasi pembangkit listrik tidak cukup terkonsentrasi untuk menyebabkan kerusakan.

Peristiwa

Kecelakaan di PLTN tersebut terjadi pada bulan Maret 2011. Saat itu, gempa berkekuatan 9,0 SR dan tsunami kuat melanda Jepang.

Bencana tersebut menyebabkan kehancuran reaktor nuklir di PLTN Fukushima Daiichi.

Hal itu kemudian membuat bahan radioaktif tersebar ke sekitar wilayah tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com