Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awan Radioaktif Selimuti Eropa, Adakah Hubungannya dengan Rusia?

Kompas.com - 12/11/2017, 20:05 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com -- Lembaga keselamatan nuklir Perancis (IRSN) baru-baru ini melaporkan mengenai adanya awan radioaktif di Eropa selama beberapa minggu terakhir.

Mereka menduga bahwa awan tersebut berasal dari sebuah kecelakaan fasilitas nuklir di Rusia atau Kazakhstan pada minggu terakhir bulan September 2017.

Dalam pernyataannya yang dilansir oleh Reuters, Kamis (9/11/2017), IRSN berpendapat bahwa awan tidak dipicu oleh kecelakaan reaktor nuklir, melainkan sebuah kecelakaan yang terjadi di tempat perawatan bahan bakar nuklir atau pusat obat nuklir.

Baca juga: Mengapa Padi Mutasi Nuklir Sulsel Disebut yang Terbaik?

Sejauh ini, IRSN belum bisa menentukan lokasi pasti dari pelepasan bahan radioaktif tersebut.

Namun berdasarkan pola cuaca, zona yang dianggap paling masuk akal adalah di selatan pegunungan Ural, antara Ural dan Sungai Volga, yang merupakan perbatasan antara Rusia dan Kazakhtan.

"Pihak berwenang Rusia berkata bahwa mereka tidak mengetahui adanya kecelakaan di wilayah mereka," ujar Jean-Marc Peres, direktur IRSN yang dikutip dari Reuters.com, Kamis (9/11/2017).

Sayangnya, hal yang sama tidak bisa dikatakan oleh Peres mengenai Kazakhtan karena lembaga ini belum berhasil menghubungi pemerintah Kazakhstan.

Kecelakaan besar

Sebetulnya, fenomena misterius ini tidak hanya menarik perhatian IRSN saja.

Peres berkata bahwa dalam beberapa minggu terakhir, lembaganya dan beberapa lembaga nuklir Eropa lainya telah mengukur kadar rutenium 106 (nuklida radioaktif yang merupakan produk dari pemisahan atom dalam reaktor nuklir yang tidak terjadi secara alami) yang sangat tinggi.

Perhitungan IRSN menunjukkan bahwa kadar rutenium 106 yang dilepaskan berkisar antara 100 hingga 300 terraBecquerels.

Dengan angka sebesar itu, Peres berkata bahwa kecelakaan serupa di Perancis akan memaksa para penduduk yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi kejadian untuk mengevakuasikan diri dan berlindung.

Baca juga: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bisa Hemat Sampai 50 Persen

Pengukuran dari stasiun Eropa juga menunjukkan level rutenium 106 yang tinggi di atmosfer mayoritas negara Eropa pada awal Oktober. Namun, tingkat ini berangsur turun dari 6 Oktober 2017 hingga seterusnya.

Untungnya, IRSN menilai bahwa konsentrasi rutenium 106 yang tercatat tidak akan menimbulkan konsekuensi terhadap kesehatan manusia maupun lingkungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau