Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bias Gender, Banyak Wanita Meninggal Setelah Alami Serangan Jantung

Kompas.com - 25/07/2018, 11:29 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

"Studi kami ingin melihat apakah perempuan di Australia mengalami hal yang sama seperti pria, terkait kasus serangan jantung serius atau STEMI," kata Clara Chow, penulis senior dalam riset ini, seorang profesor kedokteran di University of Sydney dan seorang ahli jantung di Rumah Sakit Westmead.

Penelitian ini menggunakan data dari registri sindrom koroner akut CONCORDANCE, yang mencakup 41 rumah sakit di seluruh Australia.

Hasilnya, perempuan kurang mendapatkan angiogram koroner (tes untuk menemukan penyumbatan di arteri koroner), kurang mendapatkan perawatan pencegahan setelah serangan jantung, dan cenderung dirujuk untuk rehabilitasi jantung.

"Jadi mereka cenderung kurang mendapat perawatan (yang tepat) dibandingkan pria," kata Profesor Chow.

Bias yang tidak disadari

Temuan ini memang tidak menyelidiki mengapa ada perbedaan perlakuan dalam menangani pasien pria dan wanita, terutama yang berkaitan dengan serangan jantung.

Namun, Profesor Chow menduga itu karena adanya pemikiran bias yang tidak disadari dapat berperan.

"Saya pikir itu karena pria dan layanan kesehatan mengakui peluang tinggi kaum pria untuk mengalami serangan jantung. Namun, mungkin ada persepsi yang menganggap wanita tidak mungkin memiliki serangan jantung," katanya.

"Padahal, penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian pada pria dan wanita. Bukan hanya untuk pria," jelasnya.

Baca juga: Kaki Varises Jangan Dipijat, Bisa Berujung ke Serangan Jantung

Sementara itu, Garry Jennings, seorang ahli jantung dan penasihat medis untuk Yayasan Jantung, mengatakan bias yang tidak disadari itu dapat meluas ke kalangan profesional medis.

"Jika seorang wanita datang dengan gejala yang bisa jadi serangan jantung, mereka cenderung berpikir bahwa itu tidak kuat disimpulkan sebagai diagnosis serangan jantung," kata Profesor Jennings.

"Kita harus melawan itu. Itu tidak benar. Banyak wanita juga memiliki penyakit jantung seperti halnya pria. Sebab itu, kita (tenaga medis) harus memastikan memberi perawatan terbaik," imbuhnya.

"Tidak ada perbedaan dalam protokol pengobatan berdasarkan gender. Gender tidak berlaku sama sekali," tegas Chow.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com