Pembiasan Atmosfer
Atmosfer Bumi yang kaya nitrogen membiaskan sinar matahari. Pembiasan ini membuat kita melihat langit berwarna biru.
Baca juga: Gerhana Bulan Total 2018, Ini Bedanya dengan Super Blue Blood Moon
Sekitar matahari terbenam dan matahari terbit, cahaya yang sampai ke mata kita telah semakin tersebar. Ini membuat matahari dan cahayanya tampak lebih oranye atau bahkan merah.
Udara saat gerhana bulan total mirip dangan proses terbit dan terbenamnya matahari. Seperti lensa yang besar, atmosfer Bumi membiaskan cahaya menuju bulan purnama.
"Jika Anda berdiri di permukaan bulan selama gerhana bulan, Anda akan melihat matahari terbenam dan naik di belakang Bumi," kata David Diner, seorang ilmuwan planet di Jet Propulsion Laboratory NASA, dikutip dari Business Insider, Minggu (22/07/2018).
"Anda akan mengamati sinar matahari bias dan tersebar saat mereka melewati atmosfer di sekitar planet kita," sambungnya.
Inilah sebabnya mengapa gerhana bulan berwarna oranye-merah. Semua cahaya berwarna itu difokuskan pada bulan dalam bayangan berbentuk kerucut yang disebut umbra.
Bulan juga tertutup debu ultra-halus, seperti kaca batu yang disebut regolith, yang memiliki properti khusus yang disebut "backscatter".
Debu-debu tersebut memantulkan cahaya itu kembali.
Kualitas Atmosfer
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.