"Kemampuan tafenoquine memberantas parasit ini di organ hati dengan satu kali dosis merupakan pencapaian fenomenal. Dalam benak saya, ini mewakili kemajuan paling signifikan dalam pengobatan malaria dalam 60 tahun terakhir," kata Prof Ric Price, dari Universitas Oxford, kepada BBC.
Sementara itu, Dr Hal Barron selaku direktur riset dan pengembangan GSK—perusahaan yang membuat obat tersebut, mengatakan:
"Disetujuinya Krintafel (merk dagang tafenonquine), pengobatan baru pertama untuk malaria Plasmodium vivax selama lebih dari 60 tahun, adalah tonggak bersejarah signifikan bagi orang-orang yang hidup dengan malaria kambuhan," ujar Price.
"Bersama mitra kami, Medicines for Malaria Venture, kami meyakini Krintafel akan menjadi obat penting bagi pasien pengidap malaria dan bisa berkontribusi untuk upaya memberantas penyakit ini," imbuhnya.
Baca juga: Diet Berbasis Waktu, Jalan Baru Menuju Pengendalian Parasit Malaria
Tafenonquine sejatinya sudah ada sejak 1970-an. Namun, setelah bekerja sama dengan Medicines for Malaria, GSK mengubah obat ini sehingga bisa memerangi parasit malaria di organ hati.
Langlah selanjutnya, obat ini harus ditinjau segenap regulator di berbagai negara tempat malaria jenis Plasmodium vivax berkembang biak dan menimbulkan masalah serius.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.