Menurut Greta Binford profesor biologi di Lewis & Clark College di Portland, Oregon, laba-laba pertapa cokelat memiliki racun yang spesial. Ia memiliki racun yang dapat menghancurkan jaringan, yang tidak diproduksi oleh kelompok laba-laba lain.
"Reaksi racun untuk setiap individu sangat bervariasi. Ada yang tidak mengalami gejala sama sekali, ada yang mengalami nekrosis lokal atau kematian jaringan. Dalam kasus yang jarang terjadi, racunnya dapat menyebabkan gagal ginjal," kata Binford.
Sebuah makalah yang terbit di jurnal Clinician Reviews, edisi Desember 2010, mengungkap beberapa orang yang mengalami gigitan laba-laba pertapa cokelat akan merasakan tusukan kemudian berkembang menjadi sensasi terbakar.
Saat laba-laba pertapa cokelat menggigit bagian tubuh tertentu, racunnya akan mengincar pembuluh darah kecil atau kapiler yang ada di sekitar lokasi gigitan. Hal ini pada akhirnya yang meneyebabkan pembengkakan, atau warna keunguan di kulit.
Baca juga: Bisa Bunuh Manusia dalam 15 Menit, Laba-laba Ini Berukuran Raksasa
Menurut laporan Ulasan Klinik AS, jika area di sekitar gigitan tetap berwarna merah, sebenarnya itu pertanda baik. Artinya, jaringan kapiler tidak sepenuhnya hancur dan luka bisa sembuh sepenuhnya dalam waktu kurang lebih enam bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.