Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Racun Laba-laba Pertapa Cokelat Bikin Seseorang Diamputasi?

Kompas.com - 22/07/2018, 19:18 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Ada kepercayaan, seseorang yang digigit laba-laba pertapa cokelat dapat membuatnya diamputasi. Benarkah demikian?

Salah satu orang yang mempercayai mitos tersebut adalah Kiara Boulton, perempuan asal Memphis, Arkansas, yang belum lama ini kaki kirinya diamputasi di atas lutut. Ia sangat yakin, penyebab kakinya diamputasi adalah gigitan laba-laba pertapa cokelat (Loxosceles reclusa).

Dalam pemberitaan media lokal Wreg, Selasa (17/7/2018), Boulton segera mendatangi rumah sakit di daerahnya saat kaki kirinya bengkak. Menurutnya, ia telah digigit laba-laba dan mengalami infeksi parah.

Namun anehnya, Boulton mengaku tidak melihat laba-laba yang konon disalahkannya. Selain itu, dokter rumah sakit tempatnya dirawat juga menolak mengkonfirmasi apakah benar racun laba-laba yang menyebabkan kaki Boulton diamputasi.

Baca juga: Mirip Permen, Benda Berwarna-warni Ini Telur Laba-laba Beracun

Terkait kasus ini, National Capital Poison Centre, sebuah organisasi pengendalian racun membenarkan bahwa laba-laba pertapa cokelat memang beracun.

Namun, banyak yang sering salah mengidentifikasi dan langsung menyalahkan laba-laba pertapa cokelat.

Organisasi itu mengatakan, kerusakan yang dikaitkan dengan laba-laba pertapa cokelat sebenarnya adalah infeksi yang disebabkan sumber lain. Bisa dari bakteri, jamur, virus, digigit serangga lain, atau masalah medis lainnya.

Bahkan di daerah yang merupakan habitat laba-laba pertapa cokelat, klaim gigitan bisa dilebih-lebihkan.

Dilansir Live Science, Jumat (20/7/2018), sebuah penelitian yang dilakukan tahun 2004 menemukan bahwa laporan terkait gigitan laba-laba di Carolina Selatan melebihi jumlah spesies yang tinggal di sana.

Ada 738 laporan gigitan laba-laba yang muncul di tahun itu, padahal hanya ada 44 laba-laba pertapa cokelat yang diidentifikasi.

Studi yang dimual di Journal of American Board of Family Medicine akhirnya sampai pada kesimpulan, sebagian besar kasus yang menyalahkan laba-laba pertapa cokelat kemungkinan muncul karena hal lain.

Lalu, mengapa orang dengan mudah dapat mengambil kesimpulan itu?

"Ini seperti sesuatu yang tidak memalukan dan berani. Misalnya, Anda tahu memiliki infeksi yang disebabkan oleh bakteri, tentu Anda tidak akan memberi tahu siapapun. Berbeda jika Anda berpikir digigit laba-laba, Anda mungkin akan memberi tahu semua orang," kata ahli laba-laba Richard Vetter kepada Live Science.

Mengenal racun laba-laba

Ada lebih dari 47.000 spesies laba-laba, dan hampir semuanya beracun. Namun, hanya ada empat keluarga laba-laba dengan gigitan yang membahayakan manusia, salah satunya adalah keluarga laba-laba pertapa cokelat.

Menurut Greta Binford profesor biologi di Lewis & Clark College di Portland, Oregon, laba-laba pertapa cokelat memiliki racun yang spesial. Ia memiliki racun yang dapat menghancurkan jaringan, yang tidak diproduksi oleh kelompok laba-laba lain.

"Reaksi racun untuk setiap individu sangat bervariasi. Ada yang tidak mengalami gejala sama sekali, ada yang mengalami nekrosis lokal atau kematian jaringan. Dalam kasus yang jarang terjadi, racunnya dapat menyebabkan gagal ginjal," kata Binford.

Sebuah makalah yang terbit di jurnal Clinician Reviews, edisi Desember 2010, mengungkap beberapa orang yang mengalami gigitan laba-laba pertapa cokelat akan merasakan tusukan kemudian berkembang menjadi sensasi terbakar.

Saat laba-laba pertapa cokelat menggigit bagian tubuh tertentu, racunnya akan mengincar pembuluh darah kecil atau kapiler yang ada di sekitar lokasi gigitan. Hal ini pada akhirnya yang meneyebabkan pembengkakan, atau warna keunguan di kulit.

Baca juga: Bisa Bunuh Manusia dalam 15 Menit, Laba-laba Ini Berukuran Raksasa

Menurut laporan Ulasan Klinik AS, jika area di sekitar gigitan tetap berwarna merah, sebenarnya itu pertanda baik. Artinya, jaringan kapiler tidak sepenuhnya hancur dan luka bisa sembuh sepenuhnya dalam waktu kurang lebih enam bulan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau