Namun, udara bisa masuk dan keluar dari telinga melalui saluran yang menghubungkan telinga ke bagian belakang tenggorokan, yang disebut tabung Eustachian.
"Anda memiliki sejumlah kecil udara yang disegel di ruang telinga bagian tengah. Dan kemudian ada sisa udara di luar, di atmosfer," kata Brennan-Jones dikutip dari Science Alert, Senin (16/07/2018).
"Biasanya tekanan udara di dalam telinga tengah dan di atmosfer sangat mirip, atau setidaknya tidak cukup berbeda untuk menyebabkan Anda kesulitan," imbuhnya.
"Ketika Anda meningkatkan ketinggian, tekanan udara di atmosfer menurun, membuat udara 'lebih tipis', sementara tekanan udara di telinga tengah relatif tidak berubah," tutur Brennan-Jones lagi.
Artinya, malfungsi pada sistem tekanan udara pesawat tersebut memberi tekanan pada gendang telinga. Ini membuat orang sulit mendengar dan menyebabkan ketidaknyamanan di telinga.
A picture from one of the passengers of the flight FR7312, from Dublin to Zadar. She cannot fly due her injuries. We are still in the Frankfurt-Hahn. No information, no alternatives, no place to rest.#Ryanair#nightmare@Ryanair pic.twitter.com/zcdNGHS1VF
— Minerva Galvan (@Maingd) July 14, 2018
Baca juga: Jadi Lebih Cengeng Saat Naik Pesawat? Sains Bilang Itu Wajar
Gendang Telinga Pecah
Ketika orang mengalami penurunan atau peningkatan tekanan udara yang sangat cepat, ini juga bisa menyebabkan gendang telinga pecah. Atau, hal tersebut menyebabkan sesuatu yang disebut telinga barotrauma.
Gejalanya adalah sakit telinga, dan keluarnya cairan dari telinga (dapat berupa darah atau cairan bening), dan potensi mual serta vertigo.
Untungnya, gendang telinga pecah dan barotrauma bisa disembuhkan dalam beberapa minggu sampai berbulan-bulan. Selain itu, hampir tidak ada intervensi yang diperlukan untuk penyembuhan ini.
Jadi, terlepas dari situasi yang menakutkan ini, tidak mungkin ada orang yang terluka serius atau permanen.
"Sejalan dengan prosedur standar, awak mengerahkan masker oksigen dan memulai penurunan yang terkontrol," kata Ryanair dalam sebuah pernyataan.
Ryanair mengatakan pesawat "mendarat normal dan penumpang turun, di mana sejumlah kecil menerima perawatan medis sebagai tindakan pencegahan."
Protes Penumpang
Sayangnya, tidak semua orang setuju dengan Ryanair.
Penumpang Conor Brennan mengatakan kepada Irish Times bahwa "staf bandara dan Palang Merah melakukan yang terbaik untuk menangani situasi, karena Ryanair tidak terlihat."
"Mereka benar-benar menunjukkan kurangnya empati yang mengejutkan bagi pelanggan mereka, hampir berbatasan dengan tidak manusiawi," sambungnya.
Namun, menurut ABC, semua orang dapat meninggalkan rumah sakit pada hari Minggu pagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Amazing video from Mr. Kevin Burke. You can see how terrified we were. No-one speaking, no-one moving. Silence and just silence.#Ryanair #nightmare pic.twitter.com/YFYRiORy2s
— Minerva Galvan (@Maingd) July 14, 2018