Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Sakit Setelah Naik Pesawat, Peneliti Sarankan Tempat Duduk Ini

Kompas.com - 21/03/2018, 19:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa orang yang menempuh perjalanan udara dengan pesawat sering mengeluh sakit. Salah satu alasannya adalah terpapar kuman saat di pesawat.

Sebuah penelitian baru-baru ini juga membahas tentang kemungkinan terpapar kuman atau virus saat di pesawat. Untuk itu, para peneliti menyarankan duduk di dekat jendela jika ingin menghindarinya.

"(Untuk orang yang tidak ingin sakit) duduk di kursi dekat jendela itu dan jangan pindah," ungkap Vicki Stover Hertzberg, peneliti utama penelitian ini dikutip dari Associated Press, Selasa (20/03/2018).

Temuan tersebut didapatkan setelah para peneliti menguji permukaan kabin dan udara pesawat yang terbang di sekitar Amerika Serikat. Selain itu, mereka juga mengamati bagaimana penumpang bersentuhan satu sama lain.

Baca juga: Mengapa Pesawat AirAsia QZ 535 Turun Cepat dari 34.000 ke 10.000 Kaki?

Selanjutnya, para peneliti melakukan beberapa permodelan matematika dan simulasi komputer untuk menentukan kemungkinan seseorang tertular virus. Dalam simulasi ini, orang yang sedang sakit berada di baris ke-14 sebuah pesawat lorong tunggal.

Hasilnya, kursi di dekat jendela pesawat adalah yang paling aman dari virus dan kuman.

Para peneliti juga menyimpulkan bahwa rata-rata hanya satu orang di dalam penerbangan biasa (150 orang penumpang) yang akan terinfeksi.

Meski begitu, penelitian yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences ini memiliki kekurangan. Salah satunya adalah dalam 10 penerbangan hanya ada 1 orang saja yang terkena batuk.

Hertzberg menyebut hal ini karena ketidakberuntungan para peneliti.

Walau tidak sempurna, penelitian ini mendapatkan apresiasi dari beberapa peneliti lain.

"Ini adalah pertama kalinya saya melihat (simulasi penyebaran virus) dilakukan untuk pesawat," ujar Seema Lakdawala, seorang ahli biologi di University of Pittsburgh.

Lakdawala selama ini telah mempelajari bagaimana virus flu menyebar. Ia menyebut, penelitian terdahulu hanya mengamati penyebaran virus flu di rumah dan laboratorium saja.

Hal tersebut membuatnya tertarik tentang temuan ini, terutama bagaimana orang yang berpindah di kabin melakukan kontak satu sama lain.

Baca juga: Mengapa Ponsel Tidak Boleh Digunakan di Pesawat dan Pom Bensin?

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Edward Pizzarello, seorang investor di sebuah firma permodalan di Washington. Pizzarello menyebut, banyak penumpang yang sering "terbang" akan tertarik pada hasil penelitian ini.

"Itu benar-benar sebuah ketakutan yang sering saya dengar. Mereka percaya bahwa akan sakit stelah melakukan penerbangan atau karena berada di pesawat terbang," ujarnya.

Selain itu, menurutnya, banyak orang memilih duduk di dekat lorong agar bisa bergerak dibanding harus duduk dekat jendela.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau