Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis Genom Ungkap Kenapa Koala Bisa Makan Daun Beracun Ekaliptus

Kompas.com - 07/07/2018, 21:04 WIB
Monika Novena,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Hal ini tentunya menyulitkan para dokter hewan dan ilmuwan untuk mengobati penyakit koala.

Banyak peneliti selama ini telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencoba mengembangkan vaksin yang dapat mencegah koala terkena klamidia.

"Tapi usaha kami terbatas fakta bahwa kita tidak cukup tahu megenai sistem kekebalan mereka," kata Willa Huston, ahli mikrobiologi di University of Technology Sydney.

"Dan sekarang kita telah memiliki pemahaman tentang ribuan gen yang terlibat dengan respon kekebalan. Kita dapat menggunakan temuan dan ilmu pengetahuan untuk membuat vaksin," sambungnya.

Rentan Penyakit

Selain itu koala juga rentan retrovirus. Penyakit ini mirip dengan HIV yang melemahkan sistem kekebalan mereka dan membuat mereka bahkan lebih rentan terhadap penyakit seperti klamidia atau kanker.

Retrovirus beberapa kali mencoba masuk ke dalam kode genetik selama evolusi koala dan berlangsung sampai sekarang.

Hasilnya pada koala yang diuji di Queensland ditemukan beberapa jenis retrovirus dan beberapa galur modern lebih destruktif diripada yang retrovirus kuno.

Penelitian ini dapat membantu peneliti melacak galur virus tersebut, dan memberikan peneliti dasar untuk mengembangkan vaksin yang lebih baik.

Selain itu, penelitian ini juga bisa membantu para konservasionis mencari cara untuk menjaga populasi koala.

"Kondisi koala menjadi buruk ketika menghadapi tantangan baru," kata Shannon Kjeldsen, ahli genetika konservasi di James Cook University.

"Dengan menggunakan genom sebagai referensi, ahli biologi dapat melacak apa yang terjadi di koloni koala yang berbeda dan dapat mengetahui lebih baik bagaimana dan kapan harus bertindak," tambahnya.

Penelitian ini diterbitkan di Nature Genetics.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com