Sedang daun-daun tanaman itu menjadi makanan utamanya, dipenuhi dengan molekul beracun. Ini membuat tanaman tersebut tidak bisa dimakan oleh setiap mahluk hidup lainnya.
Hanya saja, daunnya mengandung sedikit kalori sehingga para koala menghabiskan 22 jam untuk beristirahat atau tidur.
Mengendus
Tim juga menemukan sesuatu tentang bagaimana koala memetik makanan mereka.
Selama bertahun-tahun, para peneliti telah menyaksikan koala mengendus daun dan bertanya-tanya mengapa mereka hanya memilih memakan beberapa daun dan membuang daun-daun lainnya.
Peneliti menduga bahwa koala mampu merasakan apakah sebuah beracun atau bergizi berdasarkan baunya.
Benar saja, di bagian genom yang menghasilkan organ-organ penciuman koala.
Peneliti menemukan banyak gen tambahan yang dapat membantu koala mengendus aroma halus yang membedakan dengan aroma mint khas pada ekaliptus.
Buah Simalakama
Koala memang benar-benar pandai menyingkirkan molekul tanaman beracun, sistem yang menyingkirkan racunnya juga sangat cepat. Bahkan, berkali-kali lebih cepat daripada manusia.
Sayang kemampuan ini pada akhirnya menjadi buah simalakama bagi spesies ini.
Seperti yang kita ketahui, jumlah koala di sebagian besar Australia diketahui telah menurun drastis selama beberapa dekade terakhir.
Bukan hanya karena hutan ekaliptus yang mereka huni telah banyak hilang, tetapi juga penyakit yang menghancurkan juga menyerang koala.
Ya, hewan berkantung ini memang sangat rentan terhadap beberapa penyakit seperti klamidia.
Baca juga: Peneliti Temukan Faktor yang Pengaruhi Usia Hidup Mamalia
Antibiotik yang digunakan untuk mengobati beberapa penyakit seperti klamidia tidak membantu banyak untuk koala.