Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersantailah, Jangan Sampai Mata Rusak dan Buta karena Stres

Kompas.com - 25/06/2018, 19:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Newsweek


KOMPAS.com - Selain tekanan darah tinggi dan depresi, baru-baru ini para ilmuwan membuktikan stres juga dapat merusak penglihatan.

Laporan yang terbit di jurnal European Association for Predictive, Preventive, and Personalized Medicine, edisi 9 Mei 2018 mengungkap, memburuknya penglihatan dipicu oleh meningkatnya kadar hormon kortisol saat sedang mengalami stres.

Makalah tersebut menyarankan, bersantai, melakukan meditasi, atau terapi bicara dapat melindungi mata dari risiko penglihatan yang memburuk.

Baca juga: Peneliti Temukan Cara Ampuh Hindari Stres karena Notifikasi Smartphone

"Ada bukti yang jelas dari gangguan  psikosomatis terhadap gangguan penglihatan," kata peneliti utama penelitian Bernhard Sabel dari Institut Psikologi Kesehatan, dari Universitas Magdeburg, Jerman, dilansir Newsweek, Rabu (20/6/2018).

"Faktor risiko gangguan penglihatan ini sama seperti glaukoma, optik neuropati, retinopati diabetik, dan degenerasi makula karena usia," imbuhnya.

Sabel dan timnya menemukan, hormon stres kortisol tidak hanya dapat merusak penglihatan dan otak, tapi juga mengganggu aliran darah di bagian tubuh tertentu.

Selain itu, stres dipercaya sebagai penyebab munculnya penyakit mata seperti glaukoma yang merusak saraf optik dan mengakibatkan kebutaan.

Baca juga: Ini Cara Terbaik Menghilangkan Stres, Menurut Sains

Dengan penelitian ini, penting bagi dokter mata untuk menyarankan pasiennya agar tidak mengalami stres.

Selain itu, dokter mata juga diharapkan tidak menambah stres pasien saat memberitahu diagnosis penyakit pasien.

"Perilaku dan anjuran dokter dapat berdampak panjang pada prognosis memburuknya penglihatan. Banyak pasien diberitahu prognosisnya buruk dan mereka harus siap mengalami kebutaan suatu hari nanti," kata Dr. Muneeb Faiq dari Fakultas Kedokteran Universitas New York.

"Bahkan meski kemungkinan mengalami kebutaan hampir tidak terjadi, rasa takut dan kecemasan sering melanda neurologis dan psikologis, sehingga memperburuk kesehatan," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau