Ular sanca tidak mengunyah makanan mereka, mereka harus menelan utuh mangsanya.
Mereka bisa menelan mangsa bulat-bulat karena rahangnya dihubungkan oleh berbagai ligamen yang sangat fleksibel. Ini membuat rahangnya mampu meregang jika memakan mangsa dalam ukuran besar.
"Faktor yang membatasi adalah tulang belikat manusia karena mereka tidak bisa dilipat," ujar Mary-Ruth Low, staf konservasi & riset dari lembaga Wildlife Reserves Singapore sekaligus pakar ular piton.
Menurut Herna, ular sanca biasanya menanti di atas pohon. Ketika mangsanya lewat, ia akan menjatuhkan diri lalu membelitnya.
Tapi sesekali mereka bisa bernasib nahas. Seperti yang dialami seekor ular di Riau, Oktober tahun lalu: orang yang diserangnya bisa melawan.
Baca juga: Ular Sanca Telan Seorang Wanita, Lokasi Dikenal sebagai Sarang Ular
Akhirnya, ular sanca itu yang terbunuh dan jadi santapan warga desa.
Memangsa Hewan Besar
"Ular piton hanya menyantap mamalia," kata Low menggaris bawahi, meskipun mereka kadang-kadang memangsa reptil, termasuk buaya.
Awalnya mereka memangsa tikus dan hewan-hewan kecil lainnya, katanya.
"Tapi setelah mencapai ukuran tertentu, mereka hampir tidak menghiraukan tikus dan hewan-hewan sejenisnya lagi, karena asupan kalori yang akan didapat sudah tidak mencukupi," ujar Low.
"Intinya mereka bisa memakan mangsa sebesar mungkin (seperti babi atau sapi)," sambungnya.
Salah Perhitungan
Kadang-kadang mereka salah perhitungan juga dalam memilih santapannya.
Pada tahun 2005 seekor ular Sanca Burma berusaha menelan bulat-bulat seekor buaya.
Alhasil, kedua hewan itu mati. Itu karena buaya bisa ditelan sebagian, namun mengakibatkan perut ular itu pecah saat memamahnya.