KOMPAS.com - Belum lama ini para ilmuwan menemukan fosil katak purba yang terjebak dalam batuan ambar di Myanmar.
Ambar atau amber adalah resin pohon yang mengeras menjadi fosil dan digolongkan sebagai batu permata. Sebagian besar ambar di seluruh dunia berusia sekitar 30 sampai 90 juta tahun dan terkadang ada serangga atau vertebrata kecil yang terjebak di dalamnya.
Menariknya, para ahli memprediksi katak itu telah terjebak selama 99 juta tahun dan menjadikannya sebagai yang tertua dari jenisnya.
Sebelumnya ditemukan katak dalam ambar di Karibia berusia 40 juta tahun dan yang ditemukan di Meksiko berusia 25 juta tahun.
Baca juga: Ini Bukan Wajah, tetapi Pantat Katak Beracun dari Bolivia
Bagi ahli, temuan empat fosil katak dalam endapan ambar di Asia Tenggara adalah bukti paling awal tentang katak yang hidup di hutan tropis basah.
"Tidak pernah terdengar ada fosil katak kecil dari periode itu, ia memiliki tulang kecil dan tubuhnya hampir lengkap," kata herpetolog David Blackburn dari Florida Museum of Natural History, dilansir Science Alert, Jumat (15/6/2018).
"Yang paling menarik dari hewan ini adalah bentuknya. Katak ini merupakan bagian dari ekosistem tropis yang mirip seperti katak saat ini," imbuhnya.
Dalam makalah yang terbit di Nature Scientific Reports, Kamis (14/6/2018), ahli menjelaskan tubuh katak yang kecil dan rapuh membuatnya sulit bertahan hidup di masa lalu.
Mereka mengatakan, fosil katak tertua yang pernah ditemukan usianya sekitar 190 juta tahun dan ditemukan di lingkungan yang kering dan berukuran lebih besar.
Namun, katak dari Myanmar yang ditemukan di lingkungan basah menunjukkan kemiripan habitat dengan katak yang hidup saat ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.