Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjuluk "Pohon Kematian", Inilah Pohon Paling Beracun di Dunia

Kompas.com - 13/06/2018, 19:07 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada tahun 1999, ahli radiologi Nicola Strickland pergi berlibur ke pulau Karibia Tobago, surga tropis lengkap dengan pantai yang indah dan sepi.

Pada pagi pertamanya, dia pergi mencari kerang dan karang di pasir putih. Namun, liburan yang harusnya menyenangkan itu berubah menjadi petaka ketika ia menemukan sesuatu.

Strickland dan temannya menemukan beberapa pohon buah hijau dan berbau manis tersebar di antara pohon kelapa dan mangga di pantai.

Keduanya tanpa pikir panjang memutuskan untuk memakannya. Namun, apa yang terjadi sungguh di luar dugaan.

Rasa manis pada gigitan pertama seketika berubah menjadi pedih, terbakar serta rasa sesak yang luar biasa di tenggorokan sampai-sampai mereka tidak bisa menelan.

Baca juga: Berumur 1230 Tahun, Italus Jadi Pohon Tertua di Eropa

Ternyata, kedua orang itu telah memakan buah dari pohon manchineel (Hippomane mancinella), pohon beracun yang juga disebut dengan apel pantai atau jambu beracun.

Bahkan pohon tersebut dalam bahasa Spanyol di sebut "Arbol de la muerte" atau yang secara harafiah berarti pohon kematian. Guinness World Records juga menyebut pohon manchineel sebagai pohon paling berbahaya di dunia.

Pohon tersebut berasal dari bagian tropis Amerika Utara, Amerika Tengah, Karibia dan Amerika Selatan bagian utara.

Semua bagiannya beracun

Florida Institute of Food and Agricultural Sciences, menjelaskan bahwa semua bagian dari Manchineel memang sangat beracun. Oleh karena itu, melakukan kontak dengan bagian pohon ini akan berefek mematikan, termasuk rasa terbakar pada kulit.

Manchineel termasuk genus Euphorbia yang lebat dan menghasilkan getah yang dapat merembes keluar dari segala bagian pohon, mulai dari kulit, daun dan bahkan buah.

Getah pada pohon ini pun juga mengandung berbagai racun, tetapi reaksi yang paling serius diperkirakan berasal dari phorbol ester, senyawa kimia yang ditemukan di beberapa tanaman dan biasanya beracun.

Baca juga: Pohon Beringin 700 Tahun di India Diinfus, Untuk Apa?

Celakanya, phorbol sangat larut dalam air. Jadi, pastikan jangan berdiri di bawah pohon manchineel sewaktu hujan. Sebab, tetesan air hujan yang membawa getah encer masih bisa membakar kulit Anda.

"Meski begitu, ancaman kematian yang sebenarnya berasal dari buah bulat kecil. Memakan buah tersebut dapat berakibat fatal, membuat muntah dan diare, serta dehidrasi akut," tulis Ella Davies di BBC.

Masih ada lagi kasus lain yang diakibatkan pohon tersebut. Pernah ada laporan yang menyebut jika terjadi kasus peradangan mata yang parah dan bahkan kebutaan gara-gara asap pembakaran kayu manchineel.

Sifat-sifat yang mengerikan inilah yang membuat banyak papan peringatan harus ditempatkan di sekitarnya, termasuk juga mengecat beberapa bagian pohon.

Papan peringatan yang menjelaskan bahaya memegang semua bagian pohon Manchineel science alert Papan peringatan yang menjelaskan bahaya memegang semua bagian pohon Manchineel

Berguna bagi ekosistem

Pohon ini memang bisa dibilang membawa bencana, dan kita tentu saja bisa memusnahkannya dengan mudah. Namun, mereka memiliki peran penting dalam ekosistem lokal.

Pohon manchineel berfungsi sebagai semak besar yang padat, sehingga menjadi penahan angin yang sangat baik dan perlindungan terhadap erosi di pantai Amerika Tengah.

Selain itu, tukang kayu Karibia telah menggunakan kayu Manchineel untuk keperluan pembuatan furnitur selama berabad-abad. Mereka mengakalinya dengan memotong kayu dengan hati-hati dan menjemurnya di bawah sinar matahari untuk menetralisir getah beracun.

Beruntung, Strickland dan temannya hanya memakan sedikit buah dan bisa hidup untuk menceritakan kisah itu.

Pada tahun 2000, Strickland menerbitkan sebuah tulisan di The British  Medical Journal yang menjelaskan gejala-gejala keracunannya secara terperinci.

Rupanya, butuh lebih dari delapan jam supaya rasa sakit mereda. Sebab, racun terus mengalir ke kelenjar getah bening di leher mereka sehingga memberikan penderitaan lebih lanjut. Mereka mengatasinya dengan meminum pina colada dan susu.

"Menceritakan pengalaman kami kepada penduduk setempat menimbulkan horor dan ketidakpercayaan mengenai buah itu. Kami mendapatkan pengalaman yang menakutkan darinya," tulis Strickland.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com