KOMPAS.com - Mutasi membuat ikan killi mampu hidup di perairan penuh racun. Ilmuwan mengungkap, ikan itu 8.000 kali lebih tahan terhadap racun daripada ikan biasa.
Fakta mengagumkan itu diungkap dalam publikasi di jurnal Science pada Jumat (9/12/2016).
Untuk mengungkap fakta itu, Andrew Whitehead dari University of California, Davis, mengoleksi 4.000 ikan killi Atlantik yang hidup di pantai timur Amerika Serikat.
Perairan ikan itu memiliki kandungan dioksin, polychloronated biphenyl (PCB), dan logam berat 8.000 kali lebih tinggi dari perairan umumnya.
Whitehead melakukan analisis genetik. Dan, keanehan pun terungkap.
Gen ikan killi mengalami mutasi sehingga jalur molekuler yang berfungsi menghantarkan sinyal untuk merusak sel yang terpapar racun dinonaktifkan.
Bukan hanya tahan terhadap racun, hewan yang biasa dimanfaatkan sebagai ikan hias juga membantu membersihkan toksin dari lingkungan dengan mengakumulasikan di tubuhnya.
Whitehead mengatakan, adanya hewan yang mampu bertahan di lingkungan beracun tak selalu berita bagus.
"Sayangnya, kebanyakan spesies yang kita lestarikan mungkin tak bisa beradaptasi dengan perubahan yang cepat karena tidak punya variasi genetik yang memungkinkan untuk berevolusi cepat," jelas Whitehead.
Kepada Science Alert, Jumat, Whitehead mengatakan, variasi genetik yang besar memungkinkan suatu jenis bisa tetap bertahan hidup dengan baik seiring proses mutasi.
Ikan killi mungkin bisa sintas, namun belum tentu dengan predatornya. Jadi, kesintasan ikan killi saja bukan berita bagus bagi lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.