KOMPAS.com - Kopi kini sudah menjadi salah satu gaya hidup bagi beberapa kalangan. Tapi, tahukah Anda, kini peminum kopi dikelompokkan menjadi tiga?
Menurut sebuah laporan penelitian yang dilakukan Institute for Scientific Information on Coffee, pengelompokan ini didasarkan kepekaan tubuh terhadap kafein.
Pengelompokan ini didapatkan setelah para peneliti mengamati bagaimana metabolisme tubuh terhadap kafein. Selain itu, mereka juga mengamati perbedaan pengaruh kafein terhadap masing-masing orang.
Para peneliti menemukan ada dua faktor genetik utama yang memengaruhi bagaimana seseorang menanggapi kafein.
Kedua faktor tersebut adalah kecepatan liver memproses senyawa tersebut dan bagaimana sistem saraf pusat bereaksi terhadap efek stimulasinya.
Hasilnya, mereka membagi peminum kopi menjadi ketiga kelompok berikut.
1. Sensitivitas tinggi terhadap kafein
Peminum kopi dalam kelompok ini punya metabolisme liver yang lebih lambat. Selain itu, efek yang kuat juga terlihat pada sistem saraf pusat ketika mengonsumsi kafein.
Ketika orang dalam kelompok ini mengonsumsi kafein sejumlah kecil saja akan menyebabkan efek stimulasi. Jika mengonsumsi dalam dosis lebih tinggi biasanya terjadi masalah tidur dan sebagainya.
Baca juga: Ilmuwan Militer Ciptakan Algoritma untuk Dapatkan Kopi Sempurna
2. Sensitivitas sedang/biasa terhadap kafein
Orang pada kelompok ini punya keseimbangan antara inaktivitasi kafein di liver dan sistem saraf pusat.
Konsumsi kopi dua hingga lima cangkir sehari tidak membuat reaksi yang merugikan pada tubuh atau siklus tidur. Meski begitu, konsumsi kopi pada malam hari tetap tidak dianjurkan karena mungkin menimbulkan "tidak bisa tidur".
3. Sensitivitas rendah terhadap kafein
Peminum kopi pada kelompok ini punya metabolisme kafein di liver yg cepat.
Karenanya, meskipun banyak mengonsumsi kopi, hal itu tidak berpengaruh pada tubuh maupun siklus tidurnya. Minum kopi sebelum tidur juga tidak akan membuat orang pada kelompok ini terjaga semalam suntuk.
"Sangat umum bagi orang-orang mengajukan pertanyaan kepada dokter mengapa mereka tetap terjaga meskipun hanya minum secangkir kopi, sementara pasangannya dengan mudah tertidur setelah minum lima cangkir," ungkap JW Langer, penulis utama penelitian ini dikutip dari Newsweek, Kamis (07/06/2018).
"Jawabannya adalah kita semua merupakan peminum kopi yang unik. Program genetik kita mengendalikan reaksi kita terhadap kafein, sama seperti memprogram warna rambut dan mata kita," sambung dosen farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Copenhagen tersebut.
Langer mencatat bahwa orang dalam kelompok tiga harus tetap tidak boleh mengonsumsi kafein melebihi batas harian yang direkomendasikan.
Baca juga: Ilmuwan Bikin Kopi dengan Campuran Serbuk Brokoli
Batas atas yang tampaknya aman untuk kebanyakan orang dewasa yang sehat adalah 400 miligram kafein per hari, setara dengan sekitar empat hingga lima cangkir kopi yang diseduh.
Laporan ini juga menunjukkan bahwa tenaga kesehatan profesional harus mempertimbangkan ketiga sensitivitas tersebut sebelum memberi nasihat tentang asupan kafein pada seseorang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.