Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Merapi dan Puluhan Gunung Berapi di Dunia, Seberapa Mematikan?

Kompas.com - 03/06/2018, 11:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Pada tahun 79 Masehi, aliran piroklastik mengubur kota Pompeii di zaman Romawi kuno. Tak hanya di kota Pompeii, aliran piroklastik juga telah menelan korban jiwa hampir 30.000 orang yang tinggal di Martinique, pulau Karibia pada tahun 1902.

Lahar bisa berisi bebatuan, pohon dan bahkan rumah.

Semua itu bisa terbentuk sebagai hujan, salju, atau es yang mencair dan menyapu endapan abu dari lereng gunung berapi dan lembah sekitarnya dengan kecepatan tinggi.

Pada tahun 1985 sekitar 25.000 orang tewas akibat oleh lahar di Nevado del Ruiz, Kolombia.

Dalam letusan dahsyat, abu vulkanik bisa terbang ratusan atau bahkan ribuan kilometer. Dengan cepat abu vulkanik dapat mengubur berbagai kawasan dan mengganggu transportasi serta layanan penting.

Dalam sejarahnya, abu vulkanik menyebabkan kelaparan dan berbagai penyakit, gagal panen. Sedangkan abu dan gas yang ditimbulkan bisa menyebabkan perubahan sementara dalam iklim.

Letusan gunung berapi tidak semestinya menimbulkan kematian, asal...

Meskipun, tidak dapat dihentikan, letusan gunung berapi tidak semestinya menimbulkan kematian dan bencana.

Letusan gunung Kilauea yang dilaporkan hanya menyebabkan satu orang terluka di Hawaii adalah bukti kerja yang baik dari para ilmuwan observatorium dan badan penanggulangan bencana, serta sistem pemantauan yang sangat baik.

Sayangnya, tidak semua gunung berapi di belahan dunia bisa dipantau dengan baik seperti Kilauea. Salah satu penyebabnya,  sumber daya yang terbatas.

Pemantauan satelit memungkinkan pengamatan beberapa gunung berapi di daerah yang paling terpencil, tetapi hanya sekitar 20 persen dari gunung berapi di dunia memiliki pemantauan di darat.

Setidaknya setiap dua tahun, ada gunung berapi yang tak tercatat letusannya.

Ini bisa menjadi yang paling berbahaya, karena periode dormansi yang lama dapat berakhir dengan letusan yang lebih eksplosif dan orang-orang yang tinggal di dekatnya tidak mempersiapkan diri.

Baca juga: Surono: Merapi Selalu Jujur, Tidak Mungkin Meletus Tanpa Tanda

Namun demikian, observatorium gunung berapi, peneliti, dan organisasi internasional bekerja tanpa lelah untuk merespon keadaan darurat dan meramalkan peristiwa, sehingga puluhan ribu nyawa bisa diselamatkan.

Tentu saja, gunung berapi tidak semestinya mematikan, karena bisa menimbulkan dampak yang signifikan, seperti evakuasi orang-orang, mata pencaharian menjadi hilang, pertanian hancur, dan kerugian ekonomi bisa mencapai miliaran.

Kita harus lebih bijak untuk terus mengawasi gunung berapi di berbagai belahan dunia ini, bahkan ketika gunung-gunung berapi itu tampak seperti tidur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau