Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Mitos, Orang Berkacamata Lebih Cerdas dan Berumur Panjang

Kompas.com - 31/05/2018, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Ada ungkapan, orang yang memakai kacamata jauh lebih pintar dari mereka yang tidak menggunakannya.

Meski terdengar aneh dan lebih mirip mitos, ternyata ungkapan tersebut ada benarnya.

Studi yang menyelidiki dasar-dasar genetika kecedasan menemukan hubungan antara memakai kacamata atau lensa kontak dengan fungsi kognitif.

Dalam temuan yang terbit di jurnal Nature Communications, Selasa (29/5/2018), sekitar 30 persen orang cerdas menggunakan kacamata.

Baca juga: Temuan Baru, Kesehatan Pria Pengaruhi Kecerdasan Anak

"Studi ini adalah studi genetik terbesar yang menyelidiki fungsi kofnitif. Kami mengidentifikasi banyak perbedaan genetik yang berkontribusi pada heritabilitas keterampilan berpikir," ujar ahli statistik genetik Gail Davies dari Universitas Edinburgh, Inggris, dilansir Science Alert, Kamis (31/5/2018).

"Temuan efek genetika antara perubahan kondisi kesehatan dan struktur otak memberi landasan bagi pencarian mekanisme agar mampu membuat perbedaan ini memengaruhi kemampuan berpikir sepanjang waktu," imbuhnya.

Jika stereotip lama tentang pemakaian kacamata berdasarkan orang berkacamata berarti lebih banyak membaca buku, data baru akan menjelaskan alasan yang lebih kompleks.

Davies dan timnya yang berjumlah lebih dari 200 orang menyisir informasi genetika pada lebih dari 300.000 orang Eropa yang dikumpulkan lewat database genomik.

Para peserta mengirim sampel DNA untuk dianalisis, menjawab kuesiones, dan menjalani sejumlah tes yang dapat mengukur kemampuan kognitif mereka.

Peneliti menemukan, 148 wilayah genome berkaitan dengan fungsi kognitif umum. Sebelumnya ada 58 wilayah genome yang dinyatakan tidak terkait dengan kecerdasan.

Selain itu, tim juga menemukan 42 lokus genom yang terkait dengan waktu reaksi, 40 di antaraya baru di dunia sains.

Dalam penelitian ini, peserta berusia 16 sampai 102 tahun dibagi menjadi tiga kelompok.

Dari ketiga kelompok tersebut, orang yang menunjukkan kecerdasan 28 persen lebih tinggi menggunakan kacamata atau kontak lensa, sementara 32 persen mengalami rabun jauh.

Sejumlah faktor kesehatan lainnya juga muncul dalam data.

Selain cenderung menggunakan kacamata, orang cerdas tidak berisiko mengalami hipertensi, serangan jantung, angina, kanker paru atau osteoarthritis.

"Kemungkinan mengalami gangguan depresi mayor 30 persen lebih kecil dan 17 persen lebih mungkin hidup lama," katanya.

Baca juga: Fujitsu Jepang Bikin Kacamata Pintar untuk Turis dan Tuna Rungu

Sayangnya, penelitian ini memiliki keterbatasan karena semua responden yang dilibatkan adalah orang Eropa. Artinya, kita tidak dapat mengeksplorasi kecerdasan dari orang-orang dengan laar belakang genetik lainnya.

Meski demikian, temuan ini membantu para ilmuwan untuk mempelajari genom lebih luas untuk bisa memahami kecerdasan manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau