Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru, Kesehatan Pria Pengaruhi Kecerdasan Anak

Kompas.com - 13/04/2018, 16:31 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com — Melakukan olahraga dan stimulasti otak teratur tidak hanya baik untuk kesehatan kita. Temuan terbaru mengungkapkan, kegiatan positif yang kita lakukan dapat meningkatkan kecerdasan keturunan di masa depan.

Hipotesis tersebut telah dibuktikan oleh sekelompok peneliti Jerman yang melakukan uji coba pada tikus.

Penelitian yang terbit di jurnal Cell Reports, Selasa (10/4/2018), dilakukan oleh ahli dari Pusat Penyakit Neurodegeratif Jerman (DZNE). Mereka memberikan rangsangan positif untuk otak dan tubuh tikus jantan dewasa.

Dalam studi sebelumnya, metode penelitian dengan meningkatkan fleksibilitas otak terbukti dapat menurunkan risiko beberapa penyakit otak, seperti demensia pada tikus dan manusia.

Baca juga: Antara Rompi Kanker Warsito dan Cuci Otak Terawan

Lewat penelitian terbaru, manfaat yang ditemukan ternyata jauh dari penelitian sebelumnya.

Setelah tikus jantan diberi rangsangan olahraga dan stimulasi otak, peneliti mengamati spermanya. Mereka menemukan rangsangan tersebut memengaruhi molekul RNA dalam sperma tikus.

Molekul RNA adalah molekul genetik yang terlibat di dalam sintesis protein dan transmisi informasi genetik.

Selain memengaruhi molekul RNA, peneliti juga mengamati perubahan DNA pada sperma tikus.

Sebagai catatan, olahraga dan stimulasi otak tidak benar-benar mengubah DNA tikus, tetapi bagaimana gen tertentu diekspresikan. Proses ini dikenal sebagai epigenetik.

Tim juga melakukan pengamatan terhadap keturunan tikus yang diberi rangsangan. Keturunan tikus ini menunjukkan keterampilan kognitif atau kecerdasan mereka lebih tinggi dibandingkan keturunan tikus variabel kontrol yang tidak diberi rangsangan.

Baca juga: Tak Usah Didebatkan Lagi, Sel Otak Tetap Tumbuh Selagi Manusia Hidup

"Perubahan epigenetik itu secara tidak langsung memodifikasi perkembangan otak pada keturunan tikus dan meningkatkan koneksi sel otak. Hal ini memberi keuntungan keterampilan kognitif bagi keturunannya," kata André Fischer dari DZNE, dilansir BBC, Rabu (11/4/2018).

Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengetahui apakah hasil ini dapat terjadi juga pada manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com