KOMPAS.com - Diet atkins adalah pola diet yang tinggi asupan lemak dan protein, namun rendah karbohidrat.
Meski 20 penelitian selama 12 tahun mengungkap diet ini efektif menurunkan berat badan, namun temuan terbaru mengungkap fakta diet ini buruk bagi kesehatan.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation mengungkap, orang yang melakukan pola diet seperti ini meningkatkan risiko masalah jantung, terutama gagal jantung.
Gagal jantung berarti jantung tidak mampu memompa cukup darah ke seluruh tubuh untuk menjaga jaringan dan organ-organ sehat, sehingga kesehatan memburuk dan berujung kematian.
Baca juga: Protein Tinggi Ditemukan pada Susu Kecoak, Berani Mencoba?
Risiko munculnya gagal jantung tak hanya dirasakan mereka yang mengonsumsi protein hewani dalam jumlah tinggi.
Orang yang mengonsumsi protein nabati juga memiliki dampak sama. Bedanya hanya pada tingginya tingkat risiko gagal jantung.
Bagi orang yang mengonsumsi protein hewani termasuk susu dan sosis dalam jumlah tinggi akan meningkatkan risiko gagal jantung antara 43 sampai 49 persen di hari tua.
Sementara orang yang banyak mengonsumsi protein nabati, risiko masalah jantung akan meningkat hingga 17 persen.
"Karena ada banyak orang melakukan diet tinggi protein begitu saja, penting untuk memperjelas kemungkinan buruk dari diet ini," kata penulis studi Dr Jyrki Virtanen, profesor nutrisi epidemiologi dari Universitas Finlandia Timur, dilansir The Independent, Rabu (30/5/2018).
Sebanyak 2.441 pria berusia 42 sampai 60 tahun dipantau pola makan dan kesehatannya selama 22 tahun.
Ada 334 kasus gagal jantung, dengan 77 persen adalah konsumen protein hewani, dan sisanya konsumen protein nabati.
Dari analisis berbagai jenis protein, hanya telur dan ikan yang tidak meningkatkan risiko gagal jantung.
Baca juga: Si Kecil Alergi Protein Hewani, Apa yang Harus Dilakukan oleh Ibu?
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan badan kesehatan lainnya telah memperingatkan dan menganjurkan untuk melakukan diet seimbang.
Diet seimbang yang dimaksud adalah rendah gula, konsumsi susu dan daging merah yang cukup, lebih banyak mengonsumsi ikan dan kacang-kacangan, juga sayuran.
"Ini adalah studi pertama yang menghubungkan diet tinggi protein dengan risiko gagal jantung. Sebab itu, diperlukan lebih banyak penelitian sebelum kita mengetahui apakah protein yang moderat mungkin bermanfaat mencegah gagal jantung," ujar Heli Virtanen, penulis utama studi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.