Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Metode Transplantasi Kepala Dikembangkan, Mungkinkah Segera Dilakukan?

Kompas.com - 17/05/2018, 13:35 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber CNBC

Mereka kemudian mengaplikasikan polietilen glikol ke sayatan tujuh anjing dan juga mengirimkan stimulasi listrik.

Selama dua bulan berikutnya anjing-anjing dalam kelompok perlakuan mendapatkan kembali beberapa fungsi motoriknya.

Tapi hal ini tidak berlaku pada 5 anjing yang tidak mendapat perlakuan tersebut.

Dalam studi hewan sebelumnya, Ren melakukan transplantasi kepala lengkap dengan teknik fusi spinal pada tikus dan tikus, serta anjing, yang semuanya juga mendapatkan kembali beberapa fungsi motorik, meskipun tidak sepenuhnya normal.

"Kami telah menunjukkan bahwa dengan teknik ini, perfusi tulang belakang adalah mungkin," kata Ren.

Baca juga: Kontroversi di Balik Dokter Transplantasi Kepala Manusia

Berbahaya

Tanggapan terhadap penelitian keduanya oleh beberapa ilmuwan. Salah satunya Mark Hardy, seorang ahli imunosupresi dan ahli bedah transplantasi di Columbia University.

Hardy menyebut bahan perekat tersebut adalah racun bagi manusia.

Untuk itu, Hardy mengatakan, meski bisa dilakukan pada hewan tapi prosedur itu tidak bisa diterjemahkan ke manusia.

Selain itu, Hardy juga berpendapat bahwa istilah transplantasi kepala kurang tepat.

"Anda harus memvisualisasikannya di mana tubuh adalah organ donor dan kepala adalah penerima. Ini bukan transplantasi kepala; ini adalah transplantasi tubuh," kata Hardy.

Melanggar Etika

Meski secara teknis transplantasi kepala mungkin bisa segera dilakukan, tapi masalahnya tidak sederhana.

"Etika itu rumit. Saat ini pendapat saya adalah, kami tidak tahu apakah ini akan menjadi ide yang bagus bagi masa depan. Kami hanya tidak siap melakukannya," ungkap Allen Furr, seorang sosiolog dan ahli etika di Auburn University, AS.

Salah satu yang paling memberatkan adalah masalah psikologi.

"Kita tidak tahu bagaimana otak akan bereaksi jika memiliki tubuh berbeda," ujarnya.

"Secara psikologis, kami menduga akan ada kebingungan," imbuhnya.

Furr juga menyebut bahwa ada prediksi bahwa orang akan menjadi gila jika punya tubuh "baru".

Baca juga: Eksperimen Berhasil, Akankah Transplantasi Kepala Jadi Kenyataan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau