Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontroversi di Balik Dokter Transplantasi Kepala Manusia

Kompas.com - 02/09/2017, 21:47 WIB
Monika Novena

Penulis

Sumber Futurism

KOMPAS.com -- Bagi Sergio Canavero, tokoh Frankenstein adalah sebuah inspirasi. Ahli bedah saraf Italia ini pernah berkata bahwa novel klasik karya Mary Shelley ini telah mengilhaminya untuk menyelesaikan transplantasi kepala manusia yang pertama di dunia.

Dia sudah mengklaim bahwa prosedur ini akan diselesaikannya pada musim gugur tahun depan di China. Meski begitu, dia sendiri mengaku tidak mengejar prestasi medis yang belum pernah dilakukan sebelumnya di dunia atau untuk menyembuhkan orang dengan luka yang mengacam jiwa.

Sebaliknya, dia ingin operasi tersebut berfungsi sebagai cara untuk mengeksplorasi gagasannya sendiri tentang kehidupan, kematian, dan kesadaran manusia.

Sama seperti dokter fiktif Victor Frankenstein yang menemukan cara untuk memberi hidup pada benda mati, Canavero juga memiliki tujuan untuk mengakali kematian.

(Baca juga: Eksperimen Berhasil, Akankah Transplantasi Kepala Jadi Kenyataan?)

Dokter bedah ini membayangkan masa depan di mana orang sehat dapat memilih transplantasi kepala sebagai cara untuk hidup lebih lama, meskipun harus menyambung kepala mereka pada tubuh kloning.

"Saya ingin memperpanjang kehidupan dan menabrak dinding batas antara hidup dan mati," kata Canavero.

Canavero menjelaskan jika transplantasi kepala akan melibatkan saraf tulang belakang seseorang yang terluka. Saraf yang terluka kemudian dipotong dan kedua ujung yang sehat disatukan.

Dia berencana untuk menempel urat saraf dengan menggunakan Polietilen Glikol (PEG), peralatan umum laboratorium yang digunakan untuk menyatukan sel. Namun, Canavero hanya menyebutnya sebagai "lem".

(Baca juga: Transplantasi Kepala Manusia Akan Dilakukan pada 2017)

Berdasarkan klaim Canavero, dia akan segera menyelesaikan prosedur transplantasi ini dengan dua manusia, seorang warga negara China yang anonim dan pendonor organ otak yang sudah meninggal.

Prosedur ini disebut HEAVEN, singkatan dari Head Anastomosis Venture atau usaha penggabungan kepala. Canavero berkata bahwa dia telah mempelajari konsep transplantasi kepala ini selama lebih dari satu dekade.

Dia lalu membaca buku Frankenstein yang membuatnya tersadar jika ada satu komponen yang kurang dalam prosedurnya, yaitu listrik. "Listrik memiliki kekuatan untuk mempercepat pertumbuhan pada penyatuan urat saraf tulang belakang," kata Canavero.

Sebelumnya, Canavero pernah melakukan prosedur ini pada hewan. Namun, banyak ahli berpendapat bahwa hasilnya tidak memuaskan.

Pada percobaan pertama, Canavero mengklaim telah menghubungkan kembali urat saraf tulang belakang seekor anjing. Kurang dari setahun, dia lalu menerbitkan hasil studinya yang merinci bagaimana dia mencipkakan hewan pengerat berkepala ldua.

Canavero berkata bahwa percobaan ini adalah bukti bahwa dia dan timnya mengetahui apa yang sering dianggap sebagai hal yang tidak mungkin oleh penelitian, penggabungan urat saraf tulang belakang. "Kami memiliki begitu banyak data yang menegaskan hasil penelitian pada tikus dan Anda akan segera melihat anjingnya," kata Canavero.

Namun, banyak ahli yang tidak mendukung dengan alasan kurang bukti.

James FitzGerald, ahli bedah saraf di Universitas Oxford mengatakan jika rencana Canavero untuk menggabungkan dua urat saraf tulang belakang itu tidaklah realistis. "Saya tidak akan dengan mudah berpikir bahwa laporan menggabungkan saraf tulang belakang itu dapat dipercaya," kata FitzGerald.

Robert Brownstone adalah profesor bedah saraf lainnya yang kurang setuju dengan prosedur penggabungan itu. "Banyak gagasan ilmiah hebat yang lahir dari gagasan gila yang ternyata memang benar, tetapi harus ada beberapa aspek mekanistik terhadap gagasan itu, dan saya tidak melihatnya pada prosedur yang akan dilakukan oleh Canavero," kata Brownstone.

Lainnya lagi, John Pickard, profesor bedah saraf di Universitas Cambridge menyarankan agar jurnal Canavero yang sudah terbit dianggap sebagai sebuah masalah yang harus ditindak lanjuti. "Saya rasa itu bukanlah sains," kata Pickard.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau