Proses tersebut menjadi awal keyakinan ahli bahwa gaya hidrolis bekerja bersama dengan kekuatan otot kaki agar laba-laba pelompat tidak terbatas pada gerakan ke samping atau menurun saja.
"Sayangnya, kami tidak dapat mengklarifikasi ini dengan pasti," kata Garwood.
Berdasarkan pengamatan lompatan dan data fisiologi kaki melalui pemindaian CT Scan tiga dimensi, para ahli menemukan lompatan yang seharusnya hanya mengandalkan kekuatan massa otot kaki.
Untuk itu, menurut para ahli, gaya hidraulik yang dibuat oleh haeolymph mungkin hanya memberi dorongan kepada laba-laba saat melompat, tetapi itu bukan fitur penting.
"Kami berharap bahwa studi masa depan dapat menjelaskan hal ini sedikit lebih jauh," katanya.
Baca Juga: Laba-laba Pendatang Baru dari Australia, Laba-laba Bob Marley
Sementara itu, tim peneliti mencoba membuat replika robio dengan meniru struktur kaki dan tubuh Kim, serta cara kerja Kim melompat.
Sayangnya, percobaan robot Kim tersebut gagal. Ahli mengakui masih membutuhkan banyak data untuk menggambarkan kinerja seekor laba-laba mengolah gaya saat melompat.
Jika teori fisika tentang melompat dapat diterapkan dalam robot terbang atau melompat, tentu bisa membantu mengatasi kendala biomekanik saat ini yang membuat robot hanya bisa bererak di permukaan tanah. Penemuan ini juga sangat mungkin mengarah ke era mikrorobot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.