Mula-mula, peneliti melatih tikus untuk menghapal daftar 12 aroma unik secara berurutan.
Kemudian, tikus ditempatkan dalam beberapa "arena", masing-masing dengan pola yang sedikit berbeda dari 12 aroma ini.
Di arena tersebut, tikus diberi hadia jika mengidentifikasi bau kedua dan keempat pada daftar.
Para peneliti ingin memastikan bahwa tikus mengingat bukan peristiwa yang stagnan, tetapi aliran peristiwa dalam urutan yang benar.
Tim mencampur urutan daftar sebelum setiap tes untuk memastikan bahwa tikus-tikus ini menggunakan memori episodik mereka untuk mengingat daftar yang sebenarnya.
Dengan kata lain, mereka tidak hanya menggunakan indra penciuman mereka untuk mengidentifikasi bau yang tidak asing.
Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Current Biology, secara keseluruhan, tikus mampu menyelesaikan tugas sekitar 87 persen dari waktu, jauh di atas peluang acak.
Baca juga: Tes Darah Ini Bisa Prediksi Kemunculan Alzheimer 30 Tahun Lebih Awal
Crystal mengatakan, ini adalah bukti kuat bahwa mereka menggunakan replay memori episodik.
Beberapa percobaan lanjutan juga menegaskan bahwa ingatan ini tahan lama (bahkan setelah penundaan satu jam) dan tahan terhadap "gangguan" dari tugas-tugas memori lain.
Kedua aspek tersebut mewakili ingatan episodik.
para peneliti yakin bahwa mereka memang telah menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa hewan dapat menggunakan ingatan episodik ketika mencoba mengingat serangkaian kejadian.
Penemuan ini menunjukkan bahwa ingatan episodik berada jauh di dalam skala waktu evolusioner, dan bahwa tikus dapat digunakan sebagai model untuk menyelidiki cara kerja ingatan episodik manusia.
Langkah selanjutnya adalah menemukan cara baru untuk menguji dan mengukur memori episodik pada tikus.
Dengan begitu, percobaan praklinis masa depan untuk obat Alzheimer dapat mulai menggambar pada memori episodik serta memori spasial.
"Kami benar-benar berusaha mendorong batas-batas model-model binatang dari memori ke sesuatu yang semakin mirip dengan bagaimana ingatan ini bekerja pada manusia," kata Crystal.
Baca juga: Waspada, Gejala Alzheimer Ini Sudah Dimulai sejak Remaja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.