KOMPAS.com - Kehidupan seksual binatang sering kali mengundang tanya dari para ilmuwan. Salah satunya kebiasaan kawin serangga.
Para ilmuwan menemukan bahwa lebih dari 100 spesies serangga terlibat dalam perkawinan sejenis.
Bahkan, pada beberapa spesies, lebih umum menemui perkawinan sejenis dibanding perkawinan heteroseksual.
Pratik ini membingungkan para peneliti karena jenis perkawinan ini membutuhkan waktu dan energi, serta risiko penyakit dan cedera.
Baca juga: Viral Foto Dua Singa Jantan Berpelukan Mesra, Apakah Mereka Gay?
Lebih-lebih, perkawinan sejenis tidak menawarkan manfaat dalam mewariskan gen kepada generasi mendatang.
Para peneliti berspekulasi bahwa itu mungkin cara menunjukkan dominasi sosial atas persaingan pejantan, sebuah perilaku praktis, atau malah hanya preferensi seksual.
Namun, kebingungan para peneliti mulai menemui titik terang.
Tidak Kompeten
Para peneliti dari School of Biological Sciences the University of East Anglia, Inggris menemukan jawaban pastinya.
Mereka menyimpulkan alasan perkawinan sejenis tersebut, dalam kasus kumbang, serangga hanya tidak kompeten (dalam hal seksual).
Kesimpulan tersebut berdasarkan penelitian panjang yang kemudian dipublikasikan dalam jurnal Animal Behavior.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa dalam populasi kumbang yang kebanyakan betina, pejantan jauh lebih mungkin melakukan perkawinan dengan pejantan lain.
Ini terjadi karena ada lebih sedikit tekanan untuk menemukan pasangan yang tepat.
Tanpa banyak tekanan, kumbang cenderung membuat lebih banyak kesalahan karena tidak banyak berpengaruh pada keberhasilan reproduksi.
Baca juga: Kali Pertama, Ilmuwan Ketahui Burung Hantu Bisa Poligami
Sebaliknya, jika populasi kumbang jantan lebih banyak, maka akan ada seleksi ketat untuk menemukan pasangan yang tepat.