KOMPAS.com - Seorang peneliti di Badan Antariksa AS (NASA) baru-baru ini menuliskan opininya tentang pengklasifikasian ulang Pluto sebagai planet.
Dalam tulisannya di Washington Post tersebut, ilmuwan ini ingin mengubah klasifikasi planet. Itu agar Pluto bisa menjadi planet sekali lagi.
Ilmuwan tersebut adalah Alan Stern yang bertugas sebagai penyelidik utama NASA New Horizons.
Stern bersama koleganya, David Grinspoon, seorang ahli astrobiologi Planetary Science Institute membuat kasus agar Pluto diklasifikasikan kembali sebagai sebuah planet.
Baca juga: NASA Balas Surat Anak 6 Tahun yang Ingin Pluto Jadi Planet Lagi
Pluto Menjadi Planet
Mereka menyebut, karakteristik Pluto yang mempunyai gunung es, gletser nitrogen, langit biru, dan awan merupakan bukti bahwa Pluto seharusnya disebut planet kembali.
Sebelumnya, pada 2006, Internasional Astronomical Union (IAU) mengubah status Pluto dari planet menjadi planet kerdil.
Dalam definisnya, IAU menggunakan tiga kriteria untuk sebuah planet.
1. Planet harus cukup besar agar gravitasinya bisa menarik dirinya ke dalam keseimbangan hidrostatik.
Karena gravitasi inilah, bentuk planet akan bulat ketika tidak berputar dan sedikit lonjong jika berputar.
2. Planet harus mengorbit pada Matahari.
3. Planet harus memiliki orbit yang jelas tanpa adapenghalang di orbit tersebut.
Kedua ilmuwan tersebut juga menentang bahwa planet kerdil tidak bisa menjadi planet.
Definisi Ulang Planet
Selain menuntut Pluto menjadi planet kembali, keduanya juga menambahkan alasan mengapa klasifikasi planet perlu didefinisikan ulang.
Baca juga: Terungkap, Ini Sebab Planet Pluto Menjadi Lebih Adem
Dilansir dari Tech Times, Selasa (08/05/2018), keduanya mengutip fakta beberapa bulan di tata surya lebih besar dari beberapa planet. Contohnya, bulan Saturnus lebih besar daripada planet Merkurius.
Meski kurang setuju pada keputusan IAU pada 2006 tersebut, kedua ilmuwan ini setujua dengan salah satu kriteria planet dari definisi IAU.
Mereka percaya bahwa planet-planet harus dibulatkan oleh gravitasinya sendiri. Mereka juga menyebut bahwa benda-benda angkasa lain biasanya punya gravitasi yang terlalu kecil untuk membulatkan diri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.