KOMPAS.com - Para ilmuwan Belanda baru-baru ini membuat embrio "sintetis" di laboratorium. Mereka menggabungkan sel induk embrio dan sel punca plasenta awal dari tikus.
Hal ini mereka lakukan untuk membentuk struktur seperti embrio yang tumbuh selama beberapa hari di rahim.
Embrio buatan para peneliti ini dibuat di priring petri dengan melekatkan lapisan rahim tikus betina hidup.
Embrio tersebut kemudian tumbuh selama beberapa hari. Menurut para peneliti, mempelajari hal ini bisa membantu kesuburan manusia.
Baca juga: Ilmuwan Tumbuhkan Sel Manusia dalam Embrio Domba, Inilah Tujuannya
Mengatasi Keguguran Dini
Penelitian ini bukan bertujuan untuk mengkloning hewan atau menusia.
Justru, hal ini bermula dari ide untuk mengatasi keguguran pada tahap awal kehamilan atau dalam fase implantasi.
Banyak keguguran yang terjadi sebelum seorang perempuan menyadari bahwa dirinya sedang hamil.
Biasanya ini terjadi karena sel telur yang dibuahi tidak berhasil berimplantasi (menempel) di dalam rahim.
Sayangnya, para peneliti hingga saat ini tidak sepenuhnya mengerti mengapa hal itu terjadi.
Untuk itu, penelitian ini dilakukan.
Para peneliti yang berasal dari Maastricht University dan the Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW) melaporkan penelitiannya ini dalam jurnal Nature pada Rabu (02/05/2018).
Di bawah mikroskop, embrio buatan ini tampak identik dengan embrio awal asli atau yang disebut blastokista.
Embrio buatan ini juga dilengkapi dengan sel yang mirip dengan bola bulat (trofoblast) yang biasanya akan membuat plasenta dan bayi.
Para peneliti kemudian dapat mengamati penempelan pada tikus - sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Baca juga: Ajaib, Kisah Nyata Bayi yang Lahir dari Embrio Beku Berusia 24 Tahun
"Kami sekarang dapat menghasilkan embrio dalam jumlah yang sangat besar dan mempelajarinya secara rinci," ungkap Dr Nicolas Rivron dari Maastricht University dikutip dari BBC, Kamis (03/05/2018).
"Ini dapat membantu kami memahami mengapa beberapa embrio gagal menempel di rahim dan memungkinkan kami menyaring obat-obatan yang mungkin membantu kesuburan," sambungnya.
Pertama di Dunia
Menurut Dr Rivron, timnya adalah yang pertama menghasilkan embrio buatan pra-implantasi dengan trofoblast di dunia.
Untuk diketahui, sebelumnya embrio buatan yang pernah dibuat peneliti tidak menghasilkan trofoblas yang nantinya akan menjadi plasenta.
"Untuk pertama kalinya, kita dapat mempelajari fenomena ini dengan sangat rinci dan menjalankan penelitian obat untuk menemukan obat-obatan yang dapat mencegah infertilitas, menemukan kontrasepsi yang lebih baik, atau membatasi munculnya tanda epigenetik yang muncul di blastocyst dan menyebabkan penyakit selama masa dewasa," ujar Dr Rivron dikutip dari Futurism, Kamis (03/05/2018).
Meski hasil penelitiannya positif, hingga kini Dr Rivron belum berencana menggunakan sel induk manusia untuk penelitian serupa.
Ini mendapat tanggapan dari Profesor Robin Lovell-Badge, seorang ahli di Francis Crick Institute Inggris.
Menurutnya, prospek penggunaan struktur embrio manusia sangat kecil.
Baca juga: Kali Pertama di Dunia, Operasi Bedah DNA di Embrio Manusia Dilakukan
"Ini sangat disayangkan untuk penelitian dasar karena akan sangat berguna untuk memiliki pasokan embrio tahap blastokista manusia yang tak terbatas untuk memahami interaksi sel-sel yang relevan untuk membuat embrio normal," ujar Lovell-Badge.
Di luar itu, tanggapan positif tentang penelitian ini diungkapkan oleh Dr Dusko Ilic, seorang ahli sel punca di King's College London.
"Ini adalah pertama kalinya para ilmuwan mampu menjelaskan mekanisme molekuler implantasi dan temuan ini dapat membantu kita untuk memahami lebih lanjut tentang beberapa aspek infertilitas dan meningkatkan hasil reproduksi," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.