Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Pertama, Modifikasi Gen pada Embrio Manusia Dilaksanakan di AS

Kompas.com - 27/07/2017, 22:11 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com -- Oregon Health and Science University (OHSU) di Portland, Amerika Serikat (AS) baru saja mengumumkan keberhasilan mereka dalam melakukan modifikasi gen pada embrio manusia di Amerika Serikat.

Penelitian yang akan segera dipublikasikan dalam jurnal tersebut dipimpin oleh Shoukrat Mitalipov, ketua Pusat Terapi Sel Mebrio dan Gen dari OHSU.

Menggunakan teknologi bernama CRISPR, Mitalipov dan kolega “menggunting” bagian-bagian yang tidak diinginkan dari genom dan menggantinya dengan rangkaian DNA baru.

Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya CRISPR digunakan pada embrio manusia. Sebelumnya, para peneliti di China telah melakukan penelitian serupa, tetapi mendapat hasil yang beragam.

(Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Manusia Berhasil Memodifikai Embrionya)

Oleh karena itu, Technology Review yang pertama kali melaporkan peristiwa ini berkata bahwa keberhasilan OHSU tidak hanya menjadi yang pertama dari segi jumlah, tetapi juga yang pertama dalam menunjukkan bahwa teknologi tersebut dapat digunakan untuk menyunting gen rusak yang membawa penyakit secara aman dan efisien.

Walaupun demikian, tidak ada satu pun embrio yang dibiarkan untuk berkembang lebih dari beberapa hari.

Selain itu, masih disangsikan bila keberhasilan ini akan membawa penggunaan CRISPR ke dalam kehidupan sehari-hari.

Pasalnya, legalisasi modifikasi gen masih terganjal etika dan moral. Beberapa negara bahkan melarangnya karena khawatir bila teknologi ini digunakan untuk menciptakan “bayi-bayi mewah”.

DI AS sendiri, hal serupa telah diungkapkan oleh para peneliti dan pakar etik dalam rapat yang diadakan oleh National Academy of Sciences (NAS) pada bulan Desember 2015 di Washington.

Menurut mereka, sangat tidak bertanggung jawab bila teknologi modifikasi gen pada embrio manusia digunakan untuk tujuan terapi tanpa adanya jaminan keamanan dan efisiensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com