Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 08/05/2018, 20:04 WIB

KOMPAS.com - Rodi Susilo, pria kelahiran tahun 1978 ini terlihat menerawang ketika ditanya mengenai perjuangannya melawan penyakit gangguan hati yang sempat ia alami pada tahun 2009 silam.

Kualitas hidupnya benar-benar menurun setelah didiagnosis menderita hepatitis B pada tahun 2007.

Virus yang mendiami tubuhnya tersebut memperburuk kondisi hati, hingga berujung pada sirosis (pengerasan) hati pada tahun 2009. Padahal, dia patuh mengonsumsi obat antivirus seperti yang diresepkan dokter.

Sejak saat itu, hidupnya bertambah berat.

“Efeknya timbul varises di saluran pencernaan, usus. Kalau tidak dirawat, pembuluh darah jadi pecah,” beber pria yang berprofesi sebagai aparatur sipil negara (ASN) seusai konferensi pers yang dihelat Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Senin (7/5/2018) di Jakarta.

Baca juga : Di Balik Kinerja Hati, Organ Pencernaan Paling Efisien

Endoskopi dan ligasi (pengecilan varises) bolak-balik dia lakukan. Itu dia lakoni agar kondisinya membaik. Namun, harapan tersebut menguap.

“Fungsi hati kian menyusut. Pengerasan makin parah,” ujarnya.

Puncaknya pada tahun 2014, dia seolah kalah bertarung dengan penyakit. Aktivitas sehari-hari nyaris terhenti dan Rodi hanya sanggup berbaring di tempat tidur. Pekerjaan pun terpaksa ditinggalkannya untuk sementara waktu.

“Perut membuncit isinya air. Kalau mau keluarkan kencing, harus pakai obat. Jika sudah tak mempan, harus disuntik baru disedot lewat perut,” kenangnya.

Penderitaan terus berlanjut hingga pada akhirnya, dia pulang kampung ke Medan pada tahun 2015. Di ibukota Sumatera Utara itu, dia mendatangi dokter terbaik di sana. Sebab, siapa tahu dia dapat solusi, selain harus transplantasi untuk kesembuhannya.

Rupanya, saran dokter di sana sama saja dengan dokter di Jakarta, sehingga sekembalinya dari Medan, dia bergegas mendatangi RSCM.

Baca juga : Benarkah Temulawak Bisa Melindungi Hati dari Penyakit?

Operasi tidak bisa lagi menunggu. Pada 19 September 2015, Rodi menjalani cangkok hati.

Pasalnya, tubuhnya telah menyusut hingga hanya menyisakan tulang berbalut kulit. Pada saat itu, Rodi hanya berbobot 37 kg.

Kesadaran diri pun mulai berkurang dan dia mengaku kesulitan mengingat sesuatu. Bicaranya meracau hingga sukar dipahami lawan bicara.

“Saking parahnya, kata istri, saya pernah kerap buang air besar dan kecil di sembarang tempat di rumah. Tapi saya tak ingat itu,” ungkapnya.

Istri seperti malaikat

Sang istri, menjadi sosok yang paling berjasa selama dia jatuh sakit. Rody berkata bahwa justru istrinyalah yang meyakinkannya untuk melakukan cangkok hati. Bahkan, sang istri pantas disebut sebagai malaikat penyelamat tak bersayap.

Dhelistya Liza, istrinya, ikhlas merawat selama ia terpuruk dari awal didiagnosis sampai sempat bertingkah seperti orang gangguan jiwa. Bahkan, hati sang istrilah yang akhirnya mengisi bagian hatinya yang dibuang karena rusak.

“40-50 persen dari delapan segmen hati istri dipotong untuk ditempelkan ke hati saya,” imbuhnya.

Baca juga : Demi Ilmu Pengetahuan, Wanita Ini Donasikan Hati Seberat 12 Kg

Pertimbangan

Cukup berat bagi Rodi untuk memakai organ donor dari istri sendiri. Pasalnya, dia memikirkan nasib buah hati satu-satunya yang masih berumur satu tahun kala itu.

“Siapa yang merawat kalau dua orangtuanya berbaring di rumah sakit,” ucapnya getir.

Sebenarnya, ada teman SMA yang menyatakan kesediaannya untuk donor hati. Sang adik juga mengajukan kesanggupan. Namun, pilihan akhirnya jatuh ke sang istri setelah melewati tahapan skrining.

Menurut dokter spesialis penyakit dalam RSCM, Dr.dr Andri Sanityoso SpPD-KGEH, untuk proses transplantasi hati sebaiknya memang memiliki banyak calon pendonor. Sebab, untuk mengantisipasi jika satu calon pendonor tidak memenuhi syarat, masih ada opsi cadangan lain.

Kehidupan baru

Aktivitas hidupnya yang sempat terenggut lantaran gangguan fungsi hati, akhirnya kembali seusai operasi. Keluhan mual, muntah, dan tubuh lemas pun sudah hilang. Dulu, dia bahkan sampai harus cuti satu setengah tahun dari pekerjaannya akibat sakit.

“Bobot saya sekarang 70 kilogram. Sudah kembali bekerja bahkan dinas ke luar kota,” ujarnya.

Oleh karena tidak ingin mendekam lagi di ruang ICU selama sebulan dan kamar rawat inap rumah sakit selama sepuluh hari, Rodi tidak pernah absen minum obat dan kontrol sebulan sekali ke dokter.

“Saya harus selalu minum obat antivirus ricovir dan imunosupresan prograf,” katanya.

Dia pun kini tidak terlalu memforsir kegiatannya. Menurut dia, tubuh punya alarm, yakni rasa capek. Sehingga ketika sudah merasakan itu, jangan dipaksakan.

Pencegahan

Melalui Kompas.com, dokter Andri berpesan kepada masyarakat agar menjalani hidup sehat supaya tidak terkena penyakit gangguan hati.

Gaya hidup yang bisa diterapkan yakni istirahat cukup. Aktivitas sehari-hari mesti diimbangi dengan tidur minimal delapan jam sehari supaya kerja hati tidak terlalu berat.

Lalu, diimbangi dengan tidak merokok, tidak minum alkohol dan rutin melakukan pemeriksaan kesehatan minimal setahun sekali, kata Andri.

Berat badan pun mesti dikontrol dengan menjaga asupan makanan yang masuk. Sebab, orang obesitas rentan mengalami sirosis.

“Sel lemak akan menumpuk di hati. Kalau dibiarkan, akan mengeras jadi sirosis hati,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

6 Manfaat Telur Rebus untuk Kesehatan dan Kandungan Gizinya

6 Manfaat Telur Rebus untuk Kesehatan dan Kandungan Gizinya

Oh Begitu
Kenapa Kuda Laut Jantan Hamil dan Melahirkan?

Kenapa Kuda Laut Jantan Hamil dan Melahirkan?

Oh Begitu
Berapa Banyak Gunung Berapi di Planet Venus?

Berapa Banyak Gunung Berapi di Planet Venus?

Fenomena
Seperti Apa Rasanya Daging Mammoth?

Seperti Apa Rasanya Daging Mammoth?

Oh Begitu
Berapa Banyak Sampah Plastik yang Ada di Lautan?

Berapa Banyak Sampah Plastik yang Ada di Lautan?

Oh Begitu
Mengapa Laki-laki Berlari Lebih Cepat dari Perempuan?

Mengapa Laki-laki Berlari Lebih Cepat dari Perempuan?

Oh Begitu
Mengapa Minum Air Hangat Lebih Baik untuk Kesehatan?

Mengapa Minum Air Hangat Lebih Baik untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Masa Kehamilannya Paling Lama?

Hewan Apa yang Masa Kehamilannya Paling Lama?

Oh Begitu
Apakah Minum Air Dingin Tidak Baik untuk Tubuh?

Apakah Minum Air Dingin Tidak Baik untuk Tubuh?

Oh Begitu
Seberapa Cepat Bumi Berputar?

Seberapa Cepat Bumi Berputar?

Oh Begitu
Mengapa Burung Tidak Jatuh dari Dahan Pohon Saat Tidur?

Mengapa Burung Tidak Jatuh dari Dahan Pohon Saat Tidur?

Oh Begitu
Apa Penyebab Tidur dengan Mata Terbuka?

Apa Penyebab Tidur dengan Mata Terbuka?

Kita
Apa Saja Manfaat Telur Bebek untuk Kesehatan?

Apa Saja Manfaat Telur Bebek untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Berapa Waktu Terlama Manusia Bertahan Tanpa Tidur?

Berapa Waktu Terlama Manusia Bertahan Tanpa Tidur?

Oh Begitu
Membangun Desa secara Beradab

Membangun Desa secara Beradab

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+