Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/05/2018, 17:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Studi yang terbit di Cell Stem Cell, Kamis (3/5/2018), diet puasa alias intermittent fasting memiliki efek menguntungkan untuk kesehatan.

Menurut hellosehat.com, diet puasa adalah metode untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu dan masih diperbolehkan minum.

Dalam abstraknya, peneliti menguji pembatasan kalori selama 24 jam pada tikus muda dan menemukan puasa dapat meningkatkan regenerasi sel induk atau sel punca di usus.

Fakta ini penting, mengingat sel punca tidak lagi melakukan regenerasi saat kita bertambah tua. Ketika sel punca melakukan regenerasi, maka akan membantu menjaga jaringan sehat dan melawan penyakit.

Baca juga : Mengkaji Puasa Senin Kamis, Bisakah Bermanfaat bagi Otak Manusia?

"Puasa memiliki banyak efek di usus, termasuk meningkatkan regenerasi untuk melawan penyakit yang menyerang usus seperti, infekti atau kanker," kata ahli biologi MIT Omer Yilmaz, dilansir Science Alert, Senin (7/5/2018).

"Studi ini memberi bukti bahwa puasa menginduksi "sakelar" metabolik di sel induk usus dan memanfaatkan karbohidrat untuk membakar lemak," sambung Yilmaz.

Dalam studi ini, perubahan bukan berarti sel menggunakan lemak sebagai sumber energi, bukan karbohidrat. Hal ini membuat sistem metabolisme meningkatkan fungsi mereka.

Sel punca usus yang digambarkan para peneliti sebagai "pekerja usus", biasanya memperbarui lapisan usus dalam waktu lima hari. Namun dengan mengaktifkan "sakelar" metabolisme, pembaruan dapat dilakukan lebih cepat.

Uji laboratorium

Di laboratorium, tim Yilmaz mengambil sel induk usus tikus, baik muda dan tua, yang telah berpuasa selama 24 jam dan menempatkannya dalam kultur agar massa sel yang disebut organoid (semacam organ mirip usus kecil, red) tumbuh.

Hasilnya, tikus yang berpuasa itu melakukan regenerasi sel punca dua kali lipat dibanding tikus lain yang tidak berpuassa.

"Sangat jelas puasa berdampak besar pada kemampuan kelenjar usus membentuk lebih banyak organoid yang diciptakan oleh sel induk," ujar rekan peneliti, ahli biomedis Maria Mihaylova.

Sebelum mendapatkan kesimpulan itu, tim mengurutkan RNA pembawa sel induk dari tikus puasa dan menemukan puasa berperan dalam mengaktifkan faktor transkripsi yang disebut peroxisome proliferator-activated receptor (PPAR), gen yang terlibat dalam metabolisme asam lemak.

Dalam hal ini, aktivasi tersebut menginduksi sel untuk memecah asam lemak bukan glukosa, sekaligus meningkatkan kemampuan sel untuk meregenerasi tubuh.

Dengan merawat tikus dengan molekul yang disebut GW501516 yang mengaktifkan efek PPAR, ia mereproduksi hal-hal menguntungkan dari puasa tikus.

"Sangat mengejutkan hanya dengan mengaktifkan satu jalur metabolisme dapat mengembalikan fenotipe tertentu," kata rekan peneliti Chia-Wei Cheng.

Baca juga : Temuan Baru: Puasa Senin Kamis Bantu Turunkan Berat Badan

Penelitian lebih lanjut

Tim mengatakan penelitian ini masih perlu dikaji lagi, terutama untuk mengetahui apakah hal ini berdampak sama pada manusia.

Namun peneliti percaya dengan mengaktifkan sakelar metabolisme baik lewat bantuan pil atau alternatif pengobatan lain, dapat membuat kita berumur panjang dan meningkatkan kesehatan usus pasien tanpa mengharuskan mereka berpuasa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bagaimana Cara Mendiagnosis Mati Otak?

Bagaimana Cara Mendiagnosis Mati Otak?

Oh Begitu
Analisis BMKG Gempa Bumi M 6,7 di Kepulauan Talaud

Analisis BMKG Gempa Bumi M 6,7 di Kepulauan Talaud

Fenomena
Mengapa Ayam Berkokok Saat Setelah Bertelur?

Mengapa Ayam Berkokok Saat Setelah Bertelur?

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Otak Mati?

Apa yang Terjadi Saat Otak Mati?

Oh Begitu
Apakah Ada Cara Memperlambat Proses Penuaan?

Apakah Ada Cara Memperlambat Proses Penuaan?

Oh Begitu
BMKG Prediksi Musim Kemarau 2023 Berakhir pada Akhir Oktober

BMKG Prediksi Musim Kemarau 2023 Berakhir pada Akhir Oktober

Fenomena
Kloroplas Tanaman Berpotensi Jadi Obat untuk Penyakit Huntington

Kloroplas Tanaman Berpotensi Jadi Obat untuk Penyakit Huntington

Oh Begitu
Jangan Asal Buang, Sampah Rumah Tangga Ini Juga Limbah Berbahaya

Jangan Asal Buang, Sampah Rumah Tangga Ini Juga Limbah Berbahaya

Kita
Apakah Ada Makanan yang Membuat Kentut Berbau?

Apakah Ada Makanan yang Membuat Kentut Berbau?

Oh Begitu
Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Mengisap Belalai

Fakta-fakta Menarik Bayi Gajah, Tak Hanya Suka Mengisap Belalai

Oh Begitu
Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Apakah Gajah Afrika Bisa Kawin dengan Gajah Asia?

Oh Begitu
Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Ilmuwan Temukan Bahan Bakar 'Aman Api'

Fenomena
Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Oh Begitu
Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com